Aksi Seni Mural Harus Dimaknai Sebagai Kritik Sosial

Kritik Sosial, Lanjut Bambang, Seperti Aksi Seni Mural ini merupakan hal yang wajar dan justru harus dibangun dalam iklim demokrasi

“Artinya, kritik sosial dengan aksi seni seperti mural, tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Lagipula aksi seni mural ini merupakan sebuah hal yang wajar dan justru harus terus dibangun dalam iklim demokrasi. Sebab di era demokrasi, semakin banyak kritik yang bermunculan dari rakyat, semakin membuktikan bahwa proses demokratisasi di Indonesia kian terlembaga dengan baik,” terangnya. 

Seni mural yang dinilai kritikan adalah salah satu bentuk partisipasi publik ditengah Budaya Digitalisasi.

“Apalagi saat ini partisipasi publik itu semakin tumbuh karena didorong oleh budaya digital sebagai dampak dari kehadiran media sosial. Artinya, bila kemudian semakin dilarang tentu akan semakin bermunculan aksi protes seperti ini. Dengan demikian, sudah tidak tepat lagi aksi seni seperti ini kemudian harus dilawan dengan pembungkaman. Justru sebaliknya pemerintah harus terus membuka ruang dialog yang seluasnya agar kebijakan yang diciptakan tetap merakyat dan bukan hanya kepentingan segelintir elite politik semata,” pungkasnya.