Momen Taliban menyiksa saudara perempuannya demi mengetahui keberadaannya menjadi titik balik dalam kehidupannya. "Pandangan saya soal Taliban berubah selamanya karena apa yang terjadi pada tahun 1996," tulisnya dalam editorial majalah TIME tahun lalu.
Usai serangan 11 September 2001, Saleh yang masih menjadi bagian perlawanan anti-Taliban menjadi aset penting badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA. Hal itu juga membuka jalan baginya untuk memimpin badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS), tahun 2004.
Di bawah Saleh, NDS diyakini mengumpulkan jaringan luas informan dan mata-mata di berbagai wilayah hingga ke perbatasan Pakistan, di mana para agen berbahasa Pastho melacak pergerakan para pemimpin Taliban. Intelijen yang dikumpulkan Saleh membuktikan militer Pakistan terus mendukung Taliban.
Tahun 2010 dia didepak dari NDS dan mengasingkan diri dari politik. Namun dia tetap melontarkan serangan secara verbal terhadap Taliban via Twitter. Saleh kembali ke politik tahun 2018 setelah menjalin aliansi dengan Presiden Ghani, yang kini kabur ke lokasi tak diketahui.