Airin menjelaskan kondisi kehidupan berbangsa saat ini membutuhkan figur ibu yang sangat banyak, sehingga keterwakilan perempuan atau ibu dalam membangun kebijakan arah pemerintahan dan pembangunan bisa di selaraskan dengan kebutuhan kaum ibu.
"Wanita atau ibu harus sudah tidak tabu lagi dalam terjun ke ranah politik, karena kondisi saat ini mengharuskan kita kaum perempuan ( red-para ibu) untuk terjun langsung menyuarakannya di partai dan parlemen berkaitan dengan kebutuhan dan kebatinan kaum ibu di Indonesia," tegasnya.
Airin menjelaskan pendiri bangsa ini sudah memberikan contoh nyata peran penting sosok ibu, sejarah negeri ini mencatat, Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember - 25 Desember 1928 yang dihadiri oleh organisasi-organisasi wanita yang telah berdiri pada saat itu.
"Kongres perempuan pertama tersebut merupakan tonggak sejarah penting bagi perempuan-perempuan Indonesia karena dengan terselenggaranya kongres ini kesadaran perempuan Indonesia dalam berorganisasi dan berpolitik makin terpicu terutama untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan perempuan Indonesia, seperti persamaan hak dan derajat perempuan dan laki-laki terutama dalam masalah pendidikan, penentangan perkawinan terhadap anak-anak, dan kawin paksa." Paparnya.