SERANG - Sebanyak 43 pasien COVID-19 di Cilegon, Banten, meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Kondisi tersebut lantaran kondisi kesehatan yang memburuk dan tak mendapat perawatan di rumah sakit.
Jumlah warga yang meninggal saat isolasi mandiri meningkat sepanjang terjadi lonjakan kasus virus Corona dan rumah sakit (RS) penuh. Pasien COVID-19 yang hendak dirawat di 3 RS rujukan di Cilegon harus menunggu giliran.
"Cukup besar yang isoman meninggal, ada 43 orang," kata Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, Jumat (23/7/2021).
Helldy mengatakan pasien isoman meninggal saat kondisi kesehatannya memburuk. Selain itu, ada yang meninggal karena tak keburu mendapat perawatan di RS.
"Karena perburukan dan tidak dapat rujukan, makanya ditambah bed," katanya.
Pihaknya mengakui kondisi RS di Cilegon penuh akibat membeludaknya pasien COVID-19. Data 3 hari belakangan, kasus positif COVID-19 tak kurang dari 150 orang.
Helldy mengaku tingkat kematian akibat virus Corona di Cilegon di atas rata-rata nasional dan Provinsi Banten. Tingkat kematian di Kota Cilegon 2,90 persen, sementara nasional 2,55 persen.
"Tingkat kematian kita masih di angka 2,90 masih lebih tinggi dari nasional 2,55. Jadi kasus aktif kita kecil dari nasional tapi kematian kita banyak," ujarnya.
Berdasarkan catatan relawan LaporCovid-19 secara nasional, angka kematian pasien isoman dan di luar rumah sakit ada 2.313 orang. Jika merunut pada data LaporCovid-19, kematian warga Cilegon positif COVID-19 saat isoman merupakan yang tertinggi di Banten.
(SFRNL)