LenteraNEWS - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan serangan siber yang dilancarkan oleh hacker Bjorka itu biasa-biasa saja.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers terkait perkembangan serangan siber oleh Satgas Perlindungan Data. Hadir pula Kepala BSSN Hinsa Siburian, Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Mahfud MD mengatakan motif serangan yang dilakukan oleh hacker Bjorka ini beragam, mulai dari tujuan politik sampai ekonomi. Bahkan, Menko Polhukam mengklaim telah mengantongin identitas sosok Bjorka, namun pada kesempatan ini ia tidak merincinya lebih jauh.
"Sehingga motif seperti itu sebenarnya tidak terlalu membahayakan. Bahkan, dari kesimpulan tadi, apa yang disebut Bjorka ini tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sulit," ungkap Mahfud MD.
"Hanya ingin memberitahu kepada kita, menurut persepsi baik kita, ingin memberitahu kita harus hati-hati, kita bisa dibobol dan sebagainya. Tapi sampai saat ini, tidak," ucapnya menambahkan.
Bjorka jadi perbincangan dalam sekitar sebulan ini usai melakukan aksi dengan menjual data-data penting warga negara Indonesia yang mengantongi identitas seperti nama nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel, NIK, nomor KK, operator seluler, hingga tanggal registrasinya.
Bahkan, akhir-akhir ini hacker tersebut melakukan doxing sejumlah pejabat tinggi pemerintahan, mulai dari Menkominfo Johnny G. Plate, Mendagri Tito Karnavian, Menkopolhukam Mahfud MD, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, sampai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Presiden RI Joko Widodo kemudian membentuk tim khusus emergency response team ini menyusul sejumlah serangan siber dari hacker Bjorka ke instansi negara dan doxing pejabat pemerintahan yang terdiri dari BSSN, Kementerian kominfo, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
(Adr)