LenteraNEWS - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berkomitmen menjadi salah satu BUMN penyedia jasa transportasi yang menginisiasi kebijakan ramah lingkungan demi menciptakan masa depan rendah karbon. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% di 2030.
Hal tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin. Ia menuturkan guna memerangi perubahan iklim dan dampaknya, ASDP berkolaborasi dengan Jejak.in untuk menghitung jumlah karbon yang dihasilkan dari berbagai kegiatan operasional perusahaan.
Shelvy menilai sebagai operator kapal terbesar di dunia, ASDP memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"ASDP bertekad menjadi salah satu BUMN transportasi yang menjalankan operasional layanan penyeberangan dan pelabuhan dengan kualitas prima dan tetap menerapkan kebijakan ramah lingkungan demi menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa akan datang, khususnya masa depan rendah karbon," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/10/2022).
Shelvy menjelaskan jumlah karbon yang dihasilkan nantinya akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang akan ditanam, dengan harapan dapat mengganti karbon yang dihasilkan. Hal ini, lanjut Shelvy, merupakan bentuk tanggung jawab ASDP dalam membantu melestarikan kembali lingkungan.
Ia menambahkan kerja sama ini juga bertujuan menciptakan keberlanjutan bisnis perusahaan di masa depan yang kekinian dan telah menjadi fokus utama secara global.
Shelvy mengungkapkan Jejak.in akan menyediakan solusi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang hadir untuk membantu pengimbangan karbon (carbon offset). Berdasarkan perhitungan Jejak.in, jumlah emisi yang dihasilkan delapan unit kapal ferry di lintasan Merak-Bakauheni pada periode Januari-Agustus 2022 mencapai total 29 juta ton setara CO2.
Shelvy mengatakan salah satu program ASDP untuk menekan emisi karbon adalah melalui penanaman mangrove. Penanaman ini akan dimonitor dengan teknologi MRV (monitoring, reporting, dan verification) dan disertai sensor-sensor guna membantu pelaporan serta dampak dari program.
Shelvy menyampaikan ASDP rutin melakukan penanaman pohon mangrove. Lebih dari 8.000 bibit mangrove telah ditanam di lingkungan 12 kantor cabang ASDP di seluruh Indonesia. Ia menerangkan penanaman mangrove ini memberikan banyak manfaat, di antaranya membantu keseimbangan ekosistem dan mengurangi emisi karbon di area sekitar pelabuhan.
"Inisiatif program ini akan terus berkembang dengan ASDP akan meluaskan perhitungan karbon, sehingga mencakup scope 1, 2, dan 3 dalam GHG (greenhouse gas/gas rumah kaca)," imbuhnya.
Dari sisi energi, tutur Shelvy, ASDP menggunakan energi yang ramah lingkungan, melakukan pengelolaan bahan perusak ozon, memakai lampu LED, menerapkan anjungan listrik mandiri (ALMA), membangun PLTS, menggunakan bahan bakar B30, serta menjalankan aplikasi sistem monitoring konsumsi BBM.
"Semua upaya-upaya yang dilakukan ASDP adalah untuk menurunkan emisi karbon, sekaligus bentuk dukungan kami sebagai BUMN agar Indonesia mencapai target karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat," pungkasnya.
(Jhn)