"Tugas utama kita adalah meningkatkan peran Bali Process melalui langkah-langkah baru dan konkret dalam penanganan berbagai macam kasus migrasi di kawasan, yang bersifat unik dan kompleks di tengah kondisi pandemi dan semakin meningkatnya tantangan stabilitas kawasan," kata Menlu Retno.
Pertemuan itu juga membahas perlunya menghidupkan kembali dan merevitalisasi Bali Process, merencanakan peringatan 20 tahun terbentuknya Bali Process pada tahun ini dan rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri Proses Bali (Bali Process Ministerial Conference/BPMC) ke-8 di Bali pada akhir 2022.
Semua langkah yang akan dilakukan itu diharapkan semakin memperkuat upaya Bali Process dalam penanggulangan penyelundupan manusia, perdagangan orang, dan kejahatan lintas negara terkait lainnya.
Menlu RI juga menyerukan penguatan kerja sama dalam mekanisme Bali Process untuk penanganan isu migrasi ireguler secara bersama-sama dan proporsional di kawasan, termasuk dalam kondisi pandemi COVID-19 yang semakin menambah tantangan bagi penanganan migran ireguler.
Menurut Menlu Retno, pandemi telah meningkatkan risiko penyelundupan dan juga perdagangan manusia, terutama melalui eksploitasi terhadap wanita dan anak-anak.