Kendala anggaran
Anggaran pertahanan Israel telah membengkak secara drastis sebagai respons terhadap perang. Dari 60 miliar shekel pada 2023, alokasi pertahanan meningkat menjadi 99 miliar pada 2024 dan diproyeksikan mencapai 118 miliar shekel (Rp505 triliun) pada tahun 2025, hampir dua kali lipat dari angka sebelum perang.
Meskipun ada kenaikan kecil dalam proyeksi pendapatan pajak, Kementerian Keuangan Israel telah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB 2025 dari 4,3% menjadi 3,6%, dengan alasan hambatan ekonomi yang disebabkan oleh bea cadangan yang diperpanjang dan berkurangnya produktivitas sipil.
Batas defisit fiskal negara sebesar 4,9% dari PDB, yang setara dengan USD27,6 miliar, kini berisiko terlampaui, terutama karena sebagian besar cadangan darurat telah terkuras selama operasi Gaza.
Di luar biaya langsung untuk persenjataan dan operasi, upaya perang juga memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dana Kompensasi Otoritas Pajak Israel telah membayar 2,4 miliar shekel untuk menutupi kerusakan properti sipil antara Januari dan Mei 2025, dengan total penarikan dana mencapai 3 miliar shekel.
Dengan anggaran pertahanan yang kini mendekati 7% dari PDB Israel, yang merupakan angka kedua setelah Ukraina yang dilanda perang, para ahli memperingatkan bahwa bahkan hasil militer yang menentukan akan meninggalkan luka ekonomi jangka panjang.
Tantangan bagi para pemimpin Israel adalah untuk membiayai perang yang sedang berlangsung tanpa menggagalkan masa depan keuangan negara tersebut.