Vladimir Putin Layangkan Surat Untuk Israel, Tuntut Penyerahan Gereja Sengketa di Yerusalem

Foto : Presiden Rusia Vladimir Putin

LenteraNEWS - Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengirimkan surat kepada Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett untuk mendesak penyerahan kepemilikan gereja yang menjadi sengketa sejak lama di Kota Tua, Yerusalem.

Seperti dilansir The Times of Israel, Selasa (19/4/2022), Moskow sudah bertahun-tahun berupaya mengamankan hak kepemilikan atas kompleks gereja Alexander's Courtyard itu. Namun putusan pengadilan Israel beberapa waktu terakhir menghambat rencana Rusia, karena membatalkan pengakuan kepemilikan Rusia atas kompleks gereja yang berlokasi di dekat Gereja Makam Suci.

Laporan situs berita Israel Ynet menyebut surat yang dikirimkan Putin kepada Bennett itu mengindikasikan pentingnya persoalan ini bagi Moskow, dan bahwa para pejabat Yerusalem khawatir jika masalah ini bisa memperburuk ketegangan dengan Rusia, yang sudah meningkat akibat invasi ke Ukraina.

Bulan lalu, Pengadilan Distrik Yerusalem membatalkan putusan yang memberikan pemerintah Rusia kendali atas Alexander's Courtyard atau yang juga disebut Gereja Alexander Nevsky.

Israel telah mencoba untuk menyeimbangkan antara menjaga hubungan baik dengan Rusia yang diperlukan demi operasi keamanan di Suriah, melawan kekhawatiran internasional yang berkembang atas konflik di Ukraina di mana Moskow dihujani tuduhan kejahatan perang dan genosida oleh negara Barat.

Ynet dalam laporannya menyebut surat Putin untuk Bennett itu diungkapkan oleh Sergei Stepashin, mantan PM Rusia yang kini menjabat Ketua Masyarakat Palestina Kekaisaran Ortodoks yang mengawasi properti-properti Rusia di kawasan tersebut.

Stepashin yang tengah berkunjung ke Israel, mengangkat soal sengketa gereja Alexander's Courtyard saat menghadiri pertemuan di Sergei's Courtyard -- sebuah properti lainnya yang telah diserahkan kepada Rusia satu dekade lalu dalam sengketa kepemilikan serupa.

Disebutkan Stepashin bahwa Rusia telah memberikan semua dokumen yang dibutuhkan untuk menunjukkan haknya sebagai pemilik sah Alexander's Courtyard. Namun kemudian perang terjadi di Ukraina, dan kemudian otoritas Israel 'memutuskan untuk tidak mengambil keputusan'.

Stepashin menegaskan Rusia akan memberikan tekanan diplomatik yang diperlukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Terkait situasi ini, dilansir Ynet, analis Rusia Alex Tenser menilai Israel berhati-hati untuk menyerahkan properti sengketa itu ketika Rusia tengah dijatuhi sanksi oleh banyak negara Barat akibat invasinya ke Ukraina.

Putusan Pengadilan Distrik Yerusalem untuk membatalkan putusan yang mengakui kepemilikan Rusia atas gereja itu, dijatuhkan menyusul petisi yang diajukan Masyarakat Palestina Ortodoks di Tanah Suci, yang memiliki properti itu hingga tahun lalu.

Merunut ke belakang, Czar Alexander II pada tahun 1859 silam membeli tanah yang menjadi tempat Alexander's Courtyard dibangun. Hingga Revolusi Rusia tahun 1917, area tersebut ada di bawah kendali pemerintah Kekaisaran Rusia.

Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu sepakat untuk menyerahkan kepemilikan Alexander's Courtyard kepada Rusia tahun 2020. Langkah itu dipandang sebagai isyarat baik usai Rusia membebaskan Naama Issachar, wanita muda Israel yang ditahan atas kepemilikan mariyuana saat singgah di Moskow.

Setelah pemerintah Rusia mendaftar sebagai pemilik sah gereja itu, Komisioner Pendaftaran Tanah merespons rentetan gugatan terhadap langkah itu dengan menjelaskan bahwa Federasi Rusia telah diakui oleh lembaga internasional dan oleh negara Israel sebagai 'lanjutan' dari Kekaisaran Rusia.

Namun dalam putusan banding, hakim Mordechai Kaduri menetapkan bahwa karena Netanyahu menyatakan Alexander's Courtyard sebagai 'situs suci' maka satu-satunya lembaga yang bisa memutuskan masalah itu adalah pemerintah Israel, dengan berbagai pertimbangan keagamaan dan politik

Bennett telah membentuk panel khusus untuk masalah sengketa ini sejak Juli tahun lalu, namun hingga kini belum ada pembahasan yang dilakukan.

(Alf/Zya)