SERANG - Sebagai upaya dalam meningkatkan perekonomian serta partisipatif masyarakat dalam membangun lingkungan yang baik, Kepemudaan di Lingkungan Kejaksaan 1, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang. meluncurkan Program Pinjaman Bunga Nol Persen.
“Alhamdulillah atas ijin Allah sudah berjalan. Terhitung sampai hari ini sudah ada tiga warga yang sudah dapat pinjaman itu. Ada 4 warga lagi masih tahap proses verifikasi, untuk keseluruhan ada 7 pengajuan. Usaha mereka sempat gulung tikar dan sekarang ketiganya sudah kembali membuka usahanya,” kata Ketua Pemuda setempat Malikh, Minggu (13/6/2021).
Dia membeberkan, dalam program pinjaman Bunga Nol Persen ini, kepemudaan menyediakan limit anggaran senilai Rp10 juta yang diharapkan dapat menunjang pendidikan serta kesehatan warga sekitar dimasa depannya. Ia menilai, program ini merupakan investasi kebaikan dalam berlingkungan, yang kemudian akan diberikan reward berupa kemudahan dalam mendapatkan modal usaha.
“Ada kriterianya, KK dan KTP harus RT 01 RW 09. Uang diperuntukan untuk modal usaha, usahanya juga harus dilingkungan, Ya perekonomiannya kan berupatar di sini saja. Kalau warga baik, semakin besar pula pinjamannya. Program investasi kebaikan kalau boleh dibilang. Dengan bertahan hidup ternyata enggak mesti gusar, cukup dengan berbuat baik dalam berlingkungan, Kepemudaan dan RT akan siap membantu.” jelasnya.
Disamping meningkatkan gairah masyarakat dalam berwirausaha di tengah pandemi, program ini merupakan reward yang diberikan kepada warga yang selama ini berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan Ketua RT sebagai pemangku wilayah.
Apalagi lanjut dia, berdasarkan survei, partisipatif masyarakat dalam membangun lingkungan yang lebih baik cukup tinggi sehingga hal tersebut dapat melahirkan pembangunan yang merata.
“Hasil riset kami, ternyata 93% warga puas dengan pembangunan yang ada saat ini. Artinya dari 40 KK, hanya 3 KK saja yang bertolak belakang,” sebutnya.
Walaupun ia mengakui, mengubah lingkungan sebelumnya menjadi lebih baik mempunya berbagai tantangan dan bukan pekerjaan mudah. Mengingat ia sempat menjumpai beberapa warga yang kurang kooperatif dalam membangun wilayah.
“Pro dan kontra itu biasa. Contoh kemarin soal pengambilan sampah kami dapat aduan dari RT, Kalau dia (Ketua RT-Red) ditantang untuk ribut sama salah seorang warga. Sifat itu cerminan sikap warga yang tidak baik. Masa enggak bayar iuran sampah? Sampah dia mau ikut dibuang dengan petugas sampah, ngaco itu,” keluhnya.
*RSD