PANDEGLANG - Paska gempa yang terjadi di Perairan Sumur Kabupaten Pandeglang, Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang mencatat sebanyak 738 rumah warga rusak di 113 desa.
Kepala BPBD Pandeglang, Girgi Jantoro menjelaskan, ada kemungkinan nilai rumah yang mengalami kerusakan akan terus bertambah. Kini Pihaknya masih terus melakukan pendataan jumlah bangunan yang mengalami kerusakan.
"Kami hingga kini masih melakukan pendataan jumlah kerusakan bangunan dan belum mendata jiwa terdampak bencana," ujar Girgi, Sabtu 15 Januari 2022.
Ia mengatakan, kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Sumur, Cibaliung, Panimbang, Cimanggu, dan Cikeusik. Adapun tingkat kerusakan terdiri atas rusak berat 164 unit, 413 unit rusak ringan, dan 170 unit rusak sedang.
Sementara, sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan tempat ibadah yang rusak di antaranya gedung sekolah 13 unit, puskesmas 14 unit, kantor desa tiga unit, masjid empat unit dan satu unit tempat usaha.
Menurut Girgi, warga yang rumahnya rusak akan menempati hunian sementara (huntara) sebelum mereka mendapatkan hunian tetap (huntap).
“Korban gempa juga akan mendapatkan jaminan kehidupan dengan menerima kebutuhan bahan pokok, lauk pauk, dan lainya,” tutur dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pandeglang menetapkan status tanggap darurat menyusul terjadinya bencana.
"Penetapan status tanggap darurat itu terhitung 14 hari ke depan," ujar Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang Girgi Jantoro saat jumpa pers di Pandeglang, Jumat 14 Januari 2022.
Pihak Pemkab Pandeglang menetapkan status tanggap darurat bencana itu karena korban kerusakan rumah cukup banyak dan dipastikan terjadi pengungsian.
*Dendi