Jelang Nataru 2023, ASDP Diminta Akselerasi Perbaikan Layanan di Merak dan Bakauheni

Jelang Nataru 2023, ASDP Diminta Akselerasi Perbaikan Layanan di Merak dan Bakauheni

CILEGON -  PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan mengakselerasi upaya peningkatan kualitas pelayanan penyeberangan dan pelabuhan, khususnya di lintasan utama menjelang perhelatan Angkutan Natal dan Tahun Baru mendatang. 

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, manajemen merespon positif masukan dan kritik dari regulator terkait dengan perubahan layanan di Pelabuhan utama, utamanya di Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang kerap menarik perhatian karena sebagai "penghubung" dua Pulau terbesar, Sumatera dan Jawa. 

"Ada sejumlah poin penting yang menjadi perhatian, terkait layanan pelabuhan, kapal, aspek keselamatan yang menjadi prioritas. Selain itu juga ada kelancaran arus penumpang dan kendaraan, serta layanan e-ticketing Ferizy yang saat ini memang baru bisa diakses 100 persen di Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk," ujarnya.

Menurut Shelvy, hal-hal yang menjadi _lesson learned_ pada saat layanan Angkutan Lebaran 2022 lalu sudah dipetakan, dan saat ini manajemen ASDP telah menyusun strategi agar pada layanan Angkutan Natal dan tahun Baru 2023 dapat berjalan lebih baik, lancar, aman, nyaman dan selamat. 

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo yang telah melakukan survei terkait layanan transportasi publik menyampaikan pandangan bahwa menjelang Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 dan Hari Raya Idul Fitri 2023 mendatang, Pelabuhan Merak yang merupakan pintu masuk utama penyeberangan ke Sumatera sejatinya memiliki akses dan moda transportasi yang lancar, nyaman dan aman.

"Sejak puluhan tahun lalu, Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakaheuni selalu dipadati manusia ketika Nataru dan Lebaran, dimana penumpang dan kendaraan harus berbaur. Kondisinya sering tidak terkontrol, begitu pula dengan manajemen dermaganya yang pada akhirnya sering mengabaikan keselamatan bertransportasi demi terangkutnya penumpang dan kendaraan ke atas kapal," ujarnya. 

Menurut Agus, dalam situasi _peak season_ tersebut berbagai diskresi dari regulator muncul demi mengurai kepadatan di kedua Pelabuhan tersebut. "Kondisi tersebut tidak boleh terulang kembali pada dua libur besar mendatang. Untuk itu persiapan sudah harus dilakukan segera," kata Agus. 

Agus menilai, saat ini berbagai upaya tengah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, ASDP, Badan Pengelola Transportasi Daerah (BPTD Banten), Dinas Perhubungan Propinsi/Kabupaten/Kota, KSOP dan lain-lain demi meningkatkan pelayanan penyeberangan, khususnya menangani ledakan di libur panjang, baik saat Nataru maupun Lebaran. 

Agus juga menyoroti perihal manifes penumpang dan kendaraan (termasuk penumpang didalamnya) harus terpampang _online_ dan _real time_ sehingga nahkoda, pemilik kapal, BPTD, ASDP, Dispenda, Dishub, Jasa Raharja, dan lain-lain dengan pasti mempunyai daftar penumpang. Hal ini penting agar bila terjadi kecelakaan tidak kesulitan dalam memverifikasi manifes.

"Gunakan secara optimal Internet of Things (IoT) di seluruh sistem operasi Pelabuhan. Akhir tahun 2022 sudah harus selesai. Memang akan banyak tantangan, namun dengan IoT percaloan dan korupsi di wilayah Pelabuhan akan sangat turun," ujarnya.