LenteraNEWS - Harga minyak dunia berjangka turun tajam di tengah ketidakpastian atas pertemuan mendatang Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), serta nasib kesepakatan plafon utang AS di Kongres, Rabu (31/5/2023).
Dikutip Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli merosot USD3,21 atau 4,42%, menjadi menetap di USD69,46 per barel di New York Mercantile Exchange
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir USD3,41 atau 4,43%, menjadi ditutup pada USD73,54 per barel di London ICE Futures Exchange.
Meskipun Gedung Putih dan Partai Republik telah mencapai kesepakatan tentang plafon utang AS, penentangan beberapa anggota parlemen terhadapnya menambah ketidakpastian tentang hasilnya.
Beberapa anggota parlemen sayap kanan Republik mengatakan mereka mungkin menentang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS, pengguna minyak terbesar di dunia.
Presiden Demokrat Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy tetap optimis kesepakatan itu akan disahkan.
Biden dan McCarthy membuat kesepakatan selama akhir pekan yang harus melewati Kongres AS yang terpecah sebelum 5 Juni.
Adapun itu hari di mana Departemen Keuangan mengatakan negara tersebut tidak akan dapat memenuhi kewajiban keuangannya, yang dapat mengganggu pasar keuangan.
Batas waktu utang AS hampir bertepatan dengan pertemuan OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia pada 4 Juni.
Pedagang tidak yakin tentang apakah grup tersebut akan meningkatkan pengurangan produksi karena kemerosotan harga membebani pasar.
Investor tidak memiliki petunjuk tentang apa yang akan terjadi pada pertemuan OPEC+ mendatang pada 4 Juni karena adanya sinyal yang bertentangan dari para pemain utama.
Minyak WTI dan minyak Brent berada di bawah tekanan kuat karena para pedagang bertaruh bahwa OPEC+ tidak akan memberikan dukungan tambahan ke pasar minyak pada pertemuan mendatang, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.