Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2025 diperkirakan lebih pendek dibanding tahun lalu, dengan puncaknya terjadi pada Juni hingga Agustus.
Meski demikian, fenomena iklim global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole diperkirakan berada dalam kondisi netral, sehingga potensi kekeringan ekstrem tergolong rendah.
Meski begitu, untuk wilayah Riau, potensi titik panas tetap perlu diwaspadai. Cuaca kering dan rendahnya curah hujan diprediksi akan meningkatkan risiko Karhutla, terutama mulai Mei hingga mencapai puncaknya pada Juli 2025.
Untuk mengantisipasi hal ini, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla sejak 1 April hingga 30 November 2025. Kapolri pun menegaskan pentingnya kesiapsiagaan semua pihak, serta perlunya strategi pencegahan dan penanggulangan yang lebih efektif.