Serang, Lenteranews - Setiap tahun, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyiapkan tema untuk Hari Lahir Pancasila. Tahun lalu, BPIP mengambil tema "Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045". Bagaimana dengan tahun ini? Simak informasinya.
Dirujuk dari laman Museum Pendidikan Nasional, dalam sejarahnya, para tokoh bangsa menyampaikan rancangan dasar negara dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sebut saja Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Pemilihan tanggal 1 Juni untuk Hari Lahir Pancasila dilatarbelakangi pidato Soekarno kala memaparkan rumusannya. Bapak Proklamator Indonesia tersebut menamai rumusannya Pancasila dan menyampaikannya pada 1 Juni 1945.
Istilah Pancasila ini yang kemudian digunakan meski isinya terdiri dari gabungan pemikiran para tokoh bangsa, bukan hanya Soekarno. Pancasila sendiri adalah bahasa Sansekerta yang kurang lebih berarti lima dasar atau lima asas.
Kembali pada Hari Lahir Pancasila 2025, apa tema yang diusung BPIP? Yuk, cari tahu tema Hari Lahir Pancasila 2025 lengkap dengan logo dan filosofinya via uraian di bawah ini. Simak sampai tuntas agar tidak ketinggalan informasinya, ya!
Tema Hari Lahir Pancasila 2025
Disadur dari Surat Edaran Kepala BPIP Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025, tema yang diangkat tahun ini adalah "Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya".
Tema ini mengandung pesan dalam mengenai pentingnya memperkuat fondasi ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Terlebih, di tengah zaman yang penuh tantangan global dan perbedaan pendapat.
Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila ke setiap sendi kehidupan, masyarakat Indonesia bisa menghadapi terjangan rintangan yang menghadang. Tema ini juga sekaligus mengusung pesan untuk bersama-sama mengingat kembali falsafah bangsa dan menggunakannya untuk memajukan Indonesia tercinta.

Filosofi Logo Hari Lahir Pancasila 2025
Tahun ini, logo Hari Lahir Pancasila bernama Garuda Niskala Hema. Nama ini bisa dimaknai menjadi:
Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa. Niskala adalah bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Adapun dalam bahasa Yunani, niskala berarti kemenangan.
Tidak hanya itu, niskala juga kerap diartikan sebagai sesuatu yang tidak bisa dilihat atau disentuh secara fisik. Dalam konteks Pancasila, ideologi ini telah tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa bangsa Indonesia, baik disadari maupun tidak.
Hema berarti emas. Sebagaimana diketahui, emas melambangkan sesuatu yang berharga dan indah. Emas juga merupakan simbol keberhasilan dan kejayaan.
Logo Hari Lahir Pancasila 2025 tersusun dari 3 bagian, yakni:
Ilustrasi manusia dan segitiga emas menghadap atas. Desain ini melambangkan generasi emas Indonesia. Posisinya mencerminkan manusia sebagai pusat dan tujuan utama pembangunan karakter bangsa menyongsong masa depan.
Pilar lima tiang. Di bagian bawah logo, kalian akan melihat lima tiang emas menghadap bawah. Tiang-tiang kokoh ini melambangkan 5 sila Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Buku terbuka. Buku dengan lembaran merah terentang lebar menunjukkan semangat keberanian, kemerdekaan, dan kesiapan untuk terbang tinggi menggapai cita-cita. Buku ini juga sekaligus menyiratkan pesan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan sejak dini.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong royong
Adapun untuk men-download logonya, bisa melalui:
Logo Hari Lahir Pancasila 2025