"Program pemanfaatan sampah menjadi energi di Cilegon saat ini menjadi yang terbesar dan ini sangat membantu PLN dalam memperoleh biomasa untuk bahan baku co-firing, kami juga telah menyiapkan pilot plant dengan 5 ton per hari yang berlokasi di Medan dan Balikpapan, dimana totalnya ada 5 lokasi," jelasnya.
"Lebih penting lagi, kami bangga dengan adanya BBJP di Cilegon, ini bahan bakar berbasis pada kekuatan rakyat karena yang bekerja rakyat sekitar sini diberdayakan," sambungnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLN Indonesia Power akan terus berkomitmen dalam pengembangan pengelolaan sampah menjadi energi.
"Dengan metode biodrying, PLN Indonesia Power telah melakukan riset terkait pengolahan sampah menjadi bahan bakar sejak tahun 2018. Nantinya BBJP ini untuk cofiring pada PLTU, dengan kata lain sampah di TPSA Bagendung ini akan diolah menjadi biomassa substitusi batu bara sebagai bahan bakar di PLTU," jelasnya.