Peneliti madya Bidang Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo memaparkan, baju berwarna hijau akan menyatu dengan warna air laut, sehingga akan lebih sulit dicari dibanding kostum berwarna cerah seperti jinnga atau merah muda.
Dia menyebut terkait kasus wisatawan tenggelam di beberapa lokasi di pesisir selatan Jawa terjadi saat libur Lebaran 2019. Masyarakat memang harus lebih waspada karena pada Bulan Juni menjadi awal dari musim angin tenggara, di mana angin dingin dan kering dari Australia bergerak menuju Indonesia ke arah Barat Laut yang memunculkan arus yang mematikan yang biasa disebut Rest in Peace (RIP) Current.
Baca juga: Dua Wisatawan Hilang Terseret Ombak |
Angin yang bergerak dari benua kanguru tersebut memunculkan dua fenomena berupa gelombang menjalar mengarah tegak lurus ke pantai dan umbulan massa air laut dari lapisan dalam menuju ke lapisan permukaan yang lebih dikenal sebagai upwelling.
Gelombang yang datang tegak lurus menuju pantai selatan Jawa ketika menghantam dua gundukan pasir atau karang yang mengapit sebuah alur laut yang lebih dalam akan menghasilkan arus balik mengarah ke laut dengan kecepatan sekitar 20 meter per detik, kata Widodo.
Arus tersebut dapat menggerus pasir yang sedang dipijak wisatawan di bibir pantai lalu menyeretnya hingga 100 meter ke lepas pantai hanya dalam hitungan lima detik.