Siswi SMP Sabet Juara 1 DJ Tingkat Nasional

Aqilla Khansa Satriani

LenteraNEWS - Siswi SMPN 1 Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Aqilla Khansa Satriani (14), menjadi juara 1 Pekan Pemuda Nasional (PPN) 2020 lalu kategori disk jockey (DJ). Uniknya siswi ini menetap di Clowok, sebuah dusun yang berada di lereng Gunung Merbabu.

Qilla sendiri tidak menyangka bisa menjuarai lomba yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. Peserta lain berasal dari daerah lebih besar, sementara dirinya tinggal jauh dari ibu kota Provinsi Jateng, Semarang maupun Yogyakarta. Belum lagi usianya paling muda dibanding peserta lain.

Ketertarikan anak sulung pasangan Agus Wahyu (38) dan Ning Winarti (36), pada DJ berawal dari sebuah siaran radio yang didengarnya di mobil. Kebetulan radio itu memutar sebuah lagu remix DJ. Bagi Qilla yang masih duduk di kelas 6 SD, lagu itu terdengar asing.

"Awalnya dengar lagu di radio mobil pas jalan. Saat itu, dengar lagu-lagu DJ, kok musike aneh awalnya. Saya bilang itu lagu-lagu yang dibuat sama DJ. Saya nggak tahu, setelah itu tiba-tiba cari tahu soal DJ, terus minta tempat les DJ," kata Agus saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/8/2021).

Ditagih putri sulungnya, Agus berupaya mencari tahu tempat les DJ yang terjangkau dari kediaman mereka. Rupanya tempat les terdekat berada di Yogyakarta yang jaraknya sekitar 60 km. Tekad Qilla yang kuat membuat Agus rela seminggu dua kali mengantar putrinya menuju tempat les pada awal 2018 lalu.

"Ya wis ngalahi (ya sudah mengalah) kalau suka les ke Jogja, privat ketemu sama guru DJ terus sewa studio. Terus awal 2019, ketemu guru les yang sampai sekarang bimbing Qilla," ujarnya.

Berkat bimbingan dari guru les DJ yang hingga sekarang ini, Qilla diberikan motivasi untuk ikut kompetisi DJ. Awalnya Qilla mengikuti kompetisi tingkat regional Jateng-DIY dan berhasil menyabet juara 1.

"Alhamdulillah juara 1. Itu (tingkat) regional Jateng-DIY, waktu kelas 6 SD," tutur Agus yang dulunya merupakan pemain drum itu.

Semenjak menyabet juara 1, tawaran untuk performance berdatangan. Untuk itu, Agus sempat khawatir jika dibiarkan bisa terjun menjadi DJ di klub-klub malam. Kekhawatiran cukup beralasan mengingat usianya masih belia, kemudian difokuskan pada kompetisi-kompetisi saja.

"Begitu dapat juara 1, mulai dipanggil buat performance. Ini kalau tak biarin lama-lama mlakune ning klub (jalan menuju klub), saya bilang begitu. Dia (Qilla) masih kecil, akhirnya saya bilang gurune fokus untuk kompetisi-kompetisi saja. Akhirnya tiap ada kompetisi pokoknya ikut, sampai Jakarta ikut dulu. Menang kalah nggak usah (dipikir) yang penting ikut dulu," ujar Agus.

Saat Kemenpora menggelar PPN 2020, Qilla nekat mengikuti event tingkat nasional tersebut. Agus pun tak membebani putrinya dengan target juara.

"Pas PPN itu nekat saja. Kaget ya, kok tahu-tahu pas pengumuman itu saya nggak nyimak. Pagi-pagi gurune whatsapp (WA), Om Qilla juara 1. Eh serius mas, lihat di IG-nya sudah ada rilis juara-juaranya. Saya lihat bener juga," ujarnya.

Karena pandemi COVID-19, PPN 2020 memang digelar secara virtual. Meski demikian, pertunjukan lomba nge-DJ tetap secara live. "Itu kan nggak boleh diedit, jadi benar-benar langsung," ujar Agus.

Qilla mengaku sangat senang bisa menjadi juara 1 dalam PPN 2020. Pasalnya kompetisi itu merupakan ajang tingkat nasional, kemudian peserta lainnya sudah senior.

"Itu seneng banget. Seneng banget soalnya kan nasional, lawannya juga udah pada senior," kata Qilla.

Meski demikian ia belum merasa puas. Qilla mengaku masih "haus" mengikuti berbagai kompetisi DJ. Namun hal itu bukan karena dirinya ingin berkarier sebagai DJ profesional.

"Pingin kalau ada lomba ikut. Terus Qilla pinginnya nanti kalau sudah dewasa, lulus sekolah itu bukan jadi DJ, tapi jadi produser lagu," ujar Qilla yang juga bercita-cita menjadi psikolog itu.

Qilla sendiri mengakui pernah dicemooh atau dicibir oleh teman-temannya karena menjadi DJ. Masih ada prasangka buruk atas ikut sertanya dalam kompetisi DJ.

"Sempat sih (dicemooh). Paling teman-teman, Qilla bilang kamu DJ berarti kamu suka gitu-gitu ya. Qilla bilang nggak semua kayak gitu, tapi namanya teman-teman kan tetap ngeyel. Banyak juga kayak kakak kelas gitu bilang sombong banget, kamu DJ. Orang desa kok mainnya DJ," tutur Qilla yang sekarang siswi kelas 9 A.

*Red