Dolar Menguat, Harga Emas Mengalami Penurunan Mencapai 1 Persen

Emas

Serang, Lenteranews - Harga emas dunia mengalami penurunan hampir 1% pada Selasa (3/6/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam hampir empat pekan. 

Tekanan terhadap harga emas muncul akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kehati-hatian investor menjelang kemungkinan pembicaraan antara Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Harga emas di pasar spot tercatat turun 0,9% menjadi US$ 3.352,30 per troi ons. Sementara itu, emas berjangka AS turun 0,6% pada level US$ 3.377,10 per troi ons.

Indeks dolar AS menguat 0,5% setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah dalam lebih dari satu bulan. Penguatan dolar ini membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menekan permintaan.

"Pasar emas saat ini memasuki periode musim panas yang dikenal lesu, sehingga ada ekspektasi bahwa harga emas bisa mengalami konsolidasi atau pergerakan mendatar," ujar Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Reuters.

Ketegangan pasar meningkat menjelang kemungkinan berlangsungnya percakapan antara Trump dan Xi Jinping pekan ini. Sebelumnya, Trump menuduh China melanggar kesepakatan untuk menurunkan tarif impor, di tengah memanasnya tensi dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Para investor turut menanti data ketenagakerjaan AS nonpertanian yang akan dirilis pekan inj, serta pernyataan dari sejumlah pejabat Federal Reserve sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga ke depan.

"Saya percaya The Fed siap untuk memangkas suku bunga kembali, meskipun kemungkinan besar tidak akan dilakukan hingga September. Ini juga bisa menjadi faktor yang menekan dolar dan mendukung harga emas," tambah Meger.

Emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai saat ketidakpastian politik dan ekonomi meningkat, biasanya menguat dalam lingkungan suku bunga rendah. Sepanjang tahun ini, harga emas telah naik sekitar 28%.