Alhamdulillah! Tukang Pijit Keliling Naik Haji, Nabung Rp.20 Ribu Perhari Selama 13 Tahun

Umi Sulkha

Lenteranews - Ketekunan dan kesabaran Umi Sulkha akhirnya membuahkan hasil. Perempuan asal Desa Ploso, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, yang berprofesi sebagai tukang pijat ini akhirnya bisa naik haji.

Umi membuktikan bahwa profesi sederhana bukan halangan untuk mewujudkan impian besar. Setelah menabung Rp 20.000 hingga Rp 30.000 setiap hari selama 13 tahun, Umi kini bersiap berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

Sejak 2000, Umi bekerja sebagai tukang pijat keliling. Profesi itu dijalaninya sepenuh hati demi menghidupi dua anaknya setelah sang suami meninggal dunia. Penghasilannya tak menentu, kadang pulang membawa Rp 50.000, kadang Rp 100.000, bahkan pernah tidak mendapat pelanggan sama sekali. Namun, ia tetap menyisihkan sebagian penghasilan hariannya ke celengan.

Sebagian besar pelanggannya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Meski menggunakan teknik tradisional dan peralatan sederhana, banyak yang mengaku merasakan manfaat pijatannya, mulai dari meredakan nyeri tangan, kaki, hingga punggung. Ia pun tidak pernah mematok tarif, hanya menerima seikhlasnya dari pelanggan.

Salah satu pelanggan setianya, Munis Tamaroh, yang merupakan relawan pengatur lalu lintas, mengatakan bahwa pijatan Umi sangat membantu mengurangi pegal akibat aktivitas sehari-hari.

“Sudah lama langganan di sini. Capai mengatur lalu lintas, saya sering pijat ke Bu Umi. Bayarnya pun seikhlasnya, tidak pernah ditentukan,” ujar Tamaroh, seusai pijat di rumah Umi.

Umi akan berangkat bersama kloter 57 melalui Embarkasi Surabaya, dan dijadwalkan terbang ke Madinah hari ini Senin (19/5/2025).

“Saya daftar haji tahun 2012. Saya percaya, kalau sabar dan terus berusaha, pasti Allah kabulkan. Alhamdulillah, 2025 ini saya bisa berangkat,” ujarnya terharu.

Lebih dari sekadar pencapaian spiritual, keberangkatan Umi juga menjadi bentuk perjuangannya melawan stigma. Ia ingin mengubah pandangan sebagian masyarakat yang masih memandang profesi tukang pijat secara negatif.

“Saya ingin buktikan bahwa tukang pijat juga bisa mulia, bisa menunaikan rukun Islam kelima. Kita kerja halal, bantu orang sembuh,” tambah Umi menjelang berangkat naik haji.