CSIS Sebut Gelombang Aksi di Indonesia Merupakan Proses Akumulasi Keresahan Rakyat

Ilustrasi

Serang, Lenteranews - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai gelombang protes dan aksi masif yang terjadi di Indonesia selama sepekan terakhir merupakan proses akumulasi dari keresahan dan kesulitan hidup masyarakat. 

Gelombang protes ini bentuk penolakan terhadap ketimpangan serta kontrak sosial masyarakat Indonesia yang dinilai sangat timpang dan tidak adil.

"Singkatnya, protes-protes ini merupakan akumulasi keresahan atas kesulitan hidup yang kian mencekik dan kekecewaan atas negara yang hari ini terasa kian abai," kata Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan, Selasa (2/9/2025).

Deni menilai rakyat juga merasa dikhianati oleh elite-elite politik yang tampil arogan dan tidak peka, bahkan terkesan tuli. Ia mencontohkan kontroversi tunjangan DPR hingga kontra-narasi "Indonesia Gelap".

"Itu adalah bukti apakah negara/pemerintah mendengar apa yang disampaikan oleh masyarakat, atau tetap denying atas apa yang sebenarnya terjadi," tutur dia.

Deni menyebut akar permasalahan seperti ini perlu dinilai secara mendalam. Sebab menurutnya, jika negara gagal merespons, maka risiko krisis ekonomi, delegitimasi negara, hingga degradasi demokrasi akan meningkat.

"Dan yang ditakutkan, sejarah telah mengajarkan kita pada tahun 1997–1998 bahwa ketimpangan, kesulitan ekonomi, KKN, dan lemahnya penegakan hukum dapat mengakibatkan krisis multidimensional yang parah dan berlangsung lama," pungkasnya.