SERANG - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla menegaskan tidak ada masjid yang radikal. Ia meminta masyarakat tidak menyalahkan masjid.
Hal itu disampaikan JK saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (rakernas) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diselenggarakan hari ini di Hotel Bidakara, Jakarta.
"Masjid dianggap radikal, masjid itu sesuatu baitullah. Sesuatu bangunan yang dipakai untuk beribadah," kata JK di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, (31/1/2022).
"Jadi kalau ada yang salah, bukan masjidnya yang salah, siapa yang berbicaranya siapa yang berbicara. Tapi kalau memang salah, ya, diperiksakan. Jangan masjidnya yang dianggap salah, gitu, kan," sambungnya.
JK menegaskan sekali lagi tidak ada masjid yang radikal. "Tidak ada masjid yang radikal karena itu mungkin saja dari sisi caranya berbicara ada," ujar JK.
JK meminta aparat memeriksa orang yang bermasalah jika dinilai melanggar undang-undang. "Jadi ini masalah-masalah, ukuran-ukuran jangan seenaknya juga menuduh orang bermacam-macam," ujar JK.
"Kalau melanggar undang-undang ya dia yang diperiksa kan," tambahnya.
(Rhm)