Saat ini, Sistem Interkoneksi Jawa-Bali meliputi 7 (tujuh) Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Pembangkit di Sistem Interkoneksi Jawa Bali sebagian besar berada pada grid 500 kV dan 150 kV dengan total panjang transmisi sebesar 25.986 kms dengan kapasitas gardu induk sebesar 108.871 MVA. Kapasitas terpasang di sistem Jawa-Bali hingga Oktober 2022 sebesar 45.994 MW dengan komposisi pembangkit PLN sebesar 42.586 MW dan Non-PLN sebesar 3.408 MW.
“Kalo listrik kan banyak orang libur ya, banyak Industri terutama yang libur konsumsinya relatif menurun 12 persen. 12 persen itu dari kondisi normal dari beban puncak normal ya. Jika sebelum covid itu 26 Ribu kalo sekarang itu 28-9 ribu megawatt artinya menanjak terus. Pasokan batu bara dan listrik bisa kita katakana aman.” Jelas Rida.
Berdasarkan data PT Pertamina (Persero) status 22 Desember 2022, kondisi stok BBM jenis Pertalite misalnya cukup untuk 18,96 hari atau secara volume mencapai 84,7 ribu Kiloliter (KL) / hari. Untuk Pertamax 36,23 hari atau 12,8 ribu KL / hari. Sementara untuk konsumsi solar subsidi diperkirakan sebesar 84,9 ribu KL/ hari atau cukup untuk 19,52 hari.
Adapun untuk LPG, ketersediaan stok yang ada saat ini cukup untuk kebutuhan selama 17,74 hari atau secara konsumsi diperkirakan mencapai 24.188 Metric Ton/hari.