LenteraNEWS - Ukraina memberikan respon atas ultimatum Rusia di Mariupol. Pejabat Mariupol mengatakan pasukan Ukraina akan terus mempertahankan kota pelabuhan tersebut dari serangan Rusia.
Dilansir CNN, Minggu (17/4/2022) sikap itu disampaikan oleh penasihat Wali Kota Mariupol, Petro Andriushchenko, sebagai tanggapan atas ultimatum Kementerian Pertahanan Rusia. Ultimatum ini berisi perintah meletakkan senjata bagi pasukan Ukraina dan tentara asing di Mariupol.
"Pada (Sabtu) malam, penjajah (Rusia) mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan 'koridor penyerahan' untuk pasukan yang tersisa," kata Petro Andriushchenko di Telegram.
"Tapi mulai hari ini, para pejuang kami terus melakukan perlawanan," imbuhnya.
Andriushchenko juga mengatakan perlawanan terhadap Rusia berlanjut di luar pabrik baja Azovstal, fasilitas raksasa yang telah menjadi benteng pertahanan pasukan Ukraina yang bertempur di Mariupol.
Pertempuran juga terjadi di Jalan Taganrog yang terletak lima kilometer dari Azovstal. Pertempuran terjadi pada Sabtu (16/4) malam waktu setempat.
"Selama pertempuran, penjajah menembaki rumah-rumah pribadi dengan artileri berat. Penembakan di daerah pelabuhan juga berlanjut." jelas Andriushchenko.
CNN tidak dapat segera mengkonfirmasi pertempuran di tempat lain di Mariupol.
Sebelumnya, Rusia memberikan tenggat waktu kepada pasukan Ukraina di kota Mariupol untuk meletakkan senjata mulai Minggu pukul 6 pagi waktu setempat. Rusia menjamin nyawa mereka jika perintah itu diikuti.
"Dengan mempertimbangkan situasi bencana yang telah berkembang di pabrik metalurgi Azovstal, serta dipandu oleh prinsip-prinsip yang murni manusiawi, Angkatan Bersenjata Rusia menawarkan para militan batalyon nasionalis dan tentara bayaran asing mulai pukul 06:00 (waktu Moskow) pada 17 April 2022, untuk menghentikan permusuhan dan meletakkan senjata mereka," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
"Semua yang meletakkan senjata dijamin bahwa hidup mereka akan terhindar," katanya, seraya menambahkan bahwa para mereka dapat meninggalkan pabrik pada pukul 10 pagi tanpa senjata atau amunisi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah membersihkan seluruh daerah perkotaan Mariupol. Pihaknya hanya menyisakan sekelompok kecil pasukan Ukraina yang berlindung di dalam pabrik baja Azovstal pada Sabtu (16/4) lalu.
Mengutip pernyataan Presiden Ukraina kepada Ukrainska Pravda, dia menjelaskan situasi sulit di Mariupol. "Situasinya sangat sulit di Mariupol. Tentara kami diblokir, yang terluka diblokir. Ada krisis kemanusiaan. Namun demikian, orang-orang itu membela diri."
Zelensky juga menyebut situasi di kota Mariupol "tidak manusiawi".
"Rusia sengaja berusaha menghancurkan semua orang yang ada di Mariupol," katanya.
Diperkirakan 100.000 orang masih berada di Mariupol dan sekitarnya.
(Jhn/Eg)