Meskipun biaya operasionalnya murah, namun jika dijumlah secara keseluruhan, biaya mobil listrik justru jadi paling tinggi.
"Mobil penumpang kecil untuk bensin itu Rp2.941 TCO per kilometer. Kemudian diesel Rp2.882 ya lebih murah, kemudian hybrid electric Rp4.445, kemudian battery electric vehicle Rp5.301," paparnya.
Ahmad Safrudin pun menyebut bahwa dari sini perlu mendorong kebijakan pemerintah meskipun hal ini sangatlah sensitif. Menurutnya pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan standar karbon. "Kita harapkan nanti ada standar kendaraan 2000 cc itu karbonnya maksimum hanya boleh 118 gram per km. Nah nanti kalau tidak memenuhi standar tetap boleh diproduksi tetapi nanti terkena stick," terang Ahmad Safrudin.
"Setiap kelebihan satu gram akan dikalikan dengan nilai teknologi penurunan karbon pada kendaraan sehingga nanti akan ada jumlah cukai yang ditambahkan. Sehingga nanti harga jual dari mobil yang berkarbon tinggi dia akan lebih mahal," pungkasnya.