LenteraNEWS - Internal PPP bergejolak usai Suharso Monoarfa dilengserkan dari kursi Ketua Umum. Sekjen PPP Arwani Thomafi mengungkapkan keputusan pemberhentian Suharso ditetapkan saat yang bersangkutan sedang dalam perjalanan pulang dari Paris, Prancis.
"Sedang berada di pesawat dari Paris menuju Jakarta. Beliau mendengar adanya keinginan rapat itu via telpon dan WA dan minta ditunda satu hari, karena perjalanan membutuhkan waktu 17 jam," kata Arwani dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).
Arwani meminta para kader partai berlambang ka'abah itu belajar dari pengalaman. Diketahui, internal PPP memang sempat didera dualisme pada kepengurusan sebelumnya.
"Konflik internal pada periode lalu telah memberi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa konflik sama sekali tidak memberi dampak positif bagi partai, tapi jelas merusak konsolidasi partai. Dan ingat bahwa 39 kursi turun menjadi 19 kursi di Pemilu 2019 adalah buah dari konflik selama 3 tahun dari 2014 sampai 2016," ujarnya.
Ia pun mendorong Suharso, Mardiono serta para senior partai agar dapat berembuk atas dinamika yang terjadi saat ini dengan mengedepankan semangat kebersamaan dan persahabatan.
"Saya akan terus mendorong perbedaan-perbedaan ini bisa didudukkan bersama dan tidak berujung pada konflik yang semakin merusak konsolidasi partai apalagi sampai muncul dualisme kepengurusan," kata Arwani.
Diketahui, Suharso diberhentikan dari posisi ketua umum berdasarkan keputusan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang dihadiri Majelis PPP dan pengurus DPW PPP. Mukernas PPP tersebut digelar Minggu (4/9) di Banten.
Sebelum dilengserkan, Suharso didera kontroversi pidato 'amplop kiai'. Pernyataannya di KPK itu dianggap merendahkan kiai dan pondok pesantren. Tak lama, Suharso langsung meminta maaf. Meski demikian, badai belum berlalu, 3 pimpinan Majelis PPP meminta Suharso mengundurkan diri melalui 3 surat, terakhir dikeluarkan pada 30 Agustus 2022.
(Adr)