Gus Baha Memastikan Bahwa Islam Mengajarkan Berfikir Logis

Gus Baha

LenteraNEWS - Meski wahyu pertama diturunkan ribuan tahun lalu, islam hingga kini tetap menjadi agama terbesar dan terorganisasi di dunia. Demikian disampaikan KH Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha

Ia mengatakan, jumlah umat yang sangat banyak ini bukan tanpa sebab. Meski berasal dari langit, Agama Islam memiliki fondasi yang kokoh di dalam diri manusia, terutama di akal.

Gus Baha pun membahas mengenai Islam sangat diterima akal manusia. Lalu mengumpamakan Islam sebagai sebuah obat atau pengobatan.

"Kamu disuruh minum obat, tentu secara watak kamu enggak senang karena obat itu pahit; tapi kamu merasa nyaman setelah sakit minum obat karena ada harapan sembuh Lidah kamu enggak senang, tapi akal kamu senang. Itu yang dinamakan kelezatan akal, karena telah melakukan sesautu yang sesuai akal," ungkap Gus Baha, dikutip dari unggahan video di akun

Mungkin bagi beberapa orang, ajaran Islam terlihat berbelit-belit dan tidak bisa diterima nafsu, namun begitu dilakukan rupanya membuat pikiran lebih tenang. Hal yang dimaksud oleh Gus Baha adalah akal manusia tahu mana ajaran yang baik dan ajaran yang buruk. Lalu ketika diajak melaksanakan ajaran baik, meski nafsu seringkali mengajak tubuh untuk menolak, akal akan merasa tenang dan nyaman.

Selain dalam ibadah, Islam juga memberikan kenyamanan pada akal karena memberikan jawaban mengenai asal-usul semesta.

"Masak alam raya yang sebesar ini dirumuskan bahwa penciptanya adalah kenihilan, kebayang enggak? Bisa tidur enggak?"

"Tapi begitu dibilang bahwa bumi ini diciptakan Allah; Yang Maha Dahulu, Yang Maha Ada, Yang Berkuasa Atas Segala Sesuatu, Yang Bernama Baik, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada yang setara dengan-Nya, akal pasti lebih menerima jawaban tersebut."

"Kalau kamu sudah mengalami kelezatan akal, maka kamu akan menemukan manisnya iman. Andaikan Rasulullah tak mengatasnamakan ini (sebagai) agama (Islam), akal pasti akan tetap menganggap ajaran beliau baik," pungkas Gus Baha.