Edukasi Versi Gusdur Soal Demokrasi, Dari Kecerdikan Hingga Humornya

SERANG - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur suatu waktu pernah menjadi pembicara dalam mengenai demokrasi. Saat ini masyarakat dapat menyuarakan pendapatnya di ruang publik dalam kehidupan demokrasi.

Presiden ke-4 RI ini merupakan salah satu pendorong nilai-nilai demokrasi di tengah masyarakat. Meyakinkan masyarakat Indonesia pada masa transisi Reformasi tahun 1998 bukanlah hal mudah.

Gus Dur turun langsung untuk mengedukasi tentang demokrasi. Kecerdikan dan rasa humor Presiden RI ke-4 ini mampu menyentuh masyarakat akar rumput.

Dalam suatu sesi acara diskusi tentang demokrasi, Gus Dur ternyata tertidur sampai panitia membangunkannya saat ada seorang peserta bertanya.

"Ini diskusi tentang demokrasi ya? Nah, kebetulan tadi saya tertidur dan mimpi bertemu Bung Karno. Beliau menjelaskan kepada saya tentang makna demokrasi yang dipidatokan pada 1 Juni," urai Gus Dur tak lama setelah terbangun.

Belum selesai Gus Dur bicara, seorang peserta lainnya memprotes. "Tolong yang serius, Gus. Ini kan penataran tingkat nasional, masak kita membahas mimpi. Topik ini serius, janganlah dibawa-bawa ke soal mimpi," ujar si peserta tersebut.

Gus Dur tetap menyimak pernyataan peserta yang memprotesnya dengan tenang. Gus Dur lalu menjawab.

"Bagaimana Anda-Anda ini mau bicara dan membangun demokrasi kalau mimpi saja dilarang? Dalam demokrasi itu ada kebebasan, termasuk bebas bermimpi. Kalau Anda berani melarang orang bermimpi, pasti Anda berani melarang orang lain menggunakan haknya yang utama. Itu namanya bertentangan dengan demokrasi," urai Gus Dur.

Setelah penjelasan panjang lebar tadi, para peserta mulai tersadar bahwa substansi kehidupan berdemokrasi dimulai dari hal kecil, yaitu bermimpi. Apalagi mimpinya ketemu Founding Father Republik Indonesia, tentulah tidak pantas untuk dibatasi apalagi dilarang.

(Alf/Jhn)