CILEGON - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, minggu 25 desember melakukan pengecekan keamanan pasokan rantai energi bbm dan Gas Elpiji di Terminal Tanjung Sekong, Merak Kota Cilegon.
Pengecekan dilakukan untuk memastikan kinerja Satgas Nataru 2022 pada Kementerian ESDM dalam mendistribusikan rantai pasokan energi untuk melayani kebutuhan masyarakat terhadap bahan bakar minyak dan Gas LPG sepanjang natal dan tahun baru 2022.
Mengingat pada musim libur natal dan tahun baru kali ini tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, sehingga dipastikan konsumsi bbm untuk kebutuhan transportasi dipastikan meningkat.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan negara akan terus hadir dalam memastikan ketersediaan pasokan energi saat Nataru 2023. Dia mengatakan, untuk pasokan listrik dalam negeri memiliki rantai pasokan yang lancar.
“Kita ingin memastikan bahwa Negara dalam rangka menjamin pasokan energy ya khususnya dalam pelaksanaan Nataru ini. Energi disini kita mencakup listrik tentu saja tidak saja listriknya sendiri tapi juga kita pastikan rantai pasokan batu bara dan geomatra lancar.” Kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, Minggu (25/12/2022).
Beban puncak kelistrikan, sambung Rida, khususnya pada libur Nataru mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan banyaknya industri, pertokoan yang mengurangi aktivitasnya, sehingga daya listrik tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perayaaan Natal dan Tahun Baru.
Rida juga menyampaikan, Dari hasil pengecekan yang dilakukan, menurutnya Pertamina memastikan pasokan bbm dan gas lpg untuk kebutuhan rumah tangga transportasi dan industri, sepanjang libur natal dan tahun baru dalam kondisi aman.
Selain keamanan pasokan, pihak pertamina juga menjamin kemudahan pendistribusian oleh satgas nataru 2022 yang siap menjangkau masyarakat yang membutuhkan bbm saat di perjalanan.
“Pasokan batu bara operasinya sudah di atas 30 perhari. Artinya lebih dari cukup dan kita sangat senang. Jika di bandingkan tahun lalu agak sedikit chaos ya tahun lalu, sekarang artinya kerja. Artinya jika memasuki bulan September hingga maret ya biasanya cuaca yang tidak bisa kita tawar kita memerlukan mitigasi dan Alhamdulillah buktinya sampai saat ini khususnya untuk Suralaya HOP (Hari Operasi) nya aman. Dan secara umum pasikan batu bara aman untuk Indonesia.” Jelasnya.
Pada Nataru kali ini, PT PLN (Persero) menyiagakan 3.000 posko dan 78.000 personel dalam rangka menjaga keandalan listrik pada saat Nataru. Perseroan juga telah menetapkan periode siaga Nataru sejak 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023.
Rida menjelaskan, Konsumsi listrik mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari kerja. Penurunan BP Natal terhadap BP Sistem sebesar 5.440 MW, sedangkan penurunan BP Tahun Baru sebesar 7.242 MW. Penurunan Beban Rendah Natal terhadap Beban Rendah Sistem sebesar 2.567 MW, sedangkan penurunan Beban Rendah Tahun Baru sebesar 4.710 MW.
Saat ini, Sistem Interkoneksi Jawa-Bali meliputi 7 (tujuh) Provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Pembangkit di Sistem Interkoneksi Jawa Bali sebagian besar berada pada grid 500 kV dan 150 kV dengan total panjang transmisi sebesar 25.986 kms dengan kapasitas gardu induk sebesar 108.871 MVA. Kapasitas terpasang di sistem Jawa-Bali hingga Oktober 2022 sebesar 45.994 MW dengan komposisi pembangkit PLN sebesar 42.586 MW dan Non-PLN sebesar 3.408 MW.
“Kalo listrik kan banyak orang libur ya, banyak Industri terutama yang libur konsumsinya relatif menurun 12 persen. 12 persen itu dari kondisi normal dari beban puncak normal ya. Jika sebelum covid itu 26 Ribu kalo sekarang itu 28-9 ribu megawatt artinya menanjak terus. Pasokan batu bara dan listrik bisa kita katakana aman.” Jelas Rida.
Berdasarkan data PT Pertamina (Persero) status 22 Desember 2022, kondisi stok BBM jenis Pertalite misalnya cukup untuk 18,96 hari atau secara volume mencapai 84,7 ribu Kiloliter (KL) / hari. Untuk Pertamax 36,23 hari atau 12,8 ribu KL / hari. Sementara untuk konsumsi solar subsidi diperkirakan sebesar 84,9 ribu KL/ hari atau cukup untuk 19,52 hari.
Adapun untuk LPG, ketersediaan stok yang ada saat ini cukup untuk kebutuhan selama 17,74 hari atau secara konsumsi diperkirakan mencapai 24.188 Metric Ton/hari.
Sementara itu, Muhammad Irfan Zainul Fikri, Direktur Operasi PIS memaparkan untuk mendukung pelaksanaan Satgas Nataru, PIS mengoperasikan total 217 unit kapal terdiri dari 165 kapal BBM, 15 kapal avtur, dan 37 unit kapal LPG.
“Seluruh perwira PIS memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga keamanan suplai dan distribusi, serta kelancaran operasional sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat. Pendistribusian BBM dan LPG kita pastikan terlaksana dengan baik, agar masyarakat bisa tetap nyaman dalam beraktivitas,” ujar Brilian.” Kata Muhammad Irfan Zainul Fikri.
Meski telah menyiapkan 217 unit kapal, PIS tetap mengantisipasi tambahan kapal dengan skema spot charter untuk mengamankan stok selama masa satgas.
Pemantauan secara berkala distribusi BBM dan LPG juga dilakukan oleh perusahaan dengan mengoptimalkan teknologi, di antaranya aplikasi EDTP 3.0, VCOMS, IPMAN, dan juga pemantauan cuaca dari BMKG. Pemanfaatan digitalisasi monitoring sistem juga disiapkan untuk mendeteksi situasi emergency, fraud detection, dan prakiraan cuaca.
Teknologi untuk memonitoring pergerakan kapal dan stok ini juga terintegrasi dengan Integrated Enterprise Data & Command Center (IEDCC) yang merupakan pusat informasi penyaluran energi mulai dari Upstream, Kilang, Perkapalan, Terminal BBM hingga ke SPBU yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero).
Tidak hanya kesiapan kapal, PIS yang kini mengelola 6 terminal strategis juga memastikan kelancaran pasokan di pelabuhan, bunker, dan depot. Untuk bunker, PIS menjaga ketepatan waktu dengan meminimalisir masa tunggu akibat bunkering dan sekaligus memastikan kualitas bunker kapal.
Kelancaran operasional di pelabuhan juga dipastikan dengan berkoordinasi secara intens ke instansi pemerintahan baik terkait imigrasi, cukai, karantina, dan otoritas pelabuhan.
“Kami melakukan monitoring posisi kapal dengan lebih intens, dan untuk kapal yang akan supply Terminal BBM dengan Coverage Days yang minim kami mintakan Crew untuk dapat mengoperasikan kapal dalam kondisi best safe speed, serta koordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mitigasi dan antisipasi lonjakan demand di suatu depot apabila diperlukan.” tambah Muhammad Irfan Zainul Fikri.