Soal Erupsi Gunung Krakatau, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Anak Gunung Krakatau Erupsi

SERANG - Badan Geologi Kementerian Enegri dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, Gunung Anak Krakatau sampai pada Rabu (9/2/2022) masih memunculkan aktivitas erupsinya. Hanya saja, aktivitas erupsi mulai mengalami penurunan ketimbang hari hari sebelumnya.

Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada atas aktivitas erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda tersebut.

Kepala Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologo (PVMBG) Andiani mengatakan bahwa mulanya asap kawah mulai terlihat sebelum 3 Februari 2022.

Hanya saja, asap kawah tersebut sifatnya tidak menerus. Kemudian, pada 7 Februari, asap kawah terlihat dengan ketinggian 25 hingga 50 meter. Namun, pada 8 Februari, asap kawah sudah tidak terlihat.

Andiani pun meminta masyarakat tetap waspada dan tidak termakan berita hoaks terkait kondisi Gunung Anak Krakatau. Masyarakat harus hati-hati dan waspada agar tidak mempercayai berita berita bohong yang beredar yang tidak diketahui sumbernya.

"Yang penting bahwa adalah kita harus hati-hati dan waspada jangan percaya yang diketahui sumbernya. Masyarakat bisa menghubungi melalui kanal saluran yang kami siapkan. Bisa di download melalui hp," kata dia.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa Gunung Anak Krakatau belum perlu mencapai level Siaga karena pihaknya masih perlu mengevaluasi data secara menyeluruh untuk mengestimasikan potensi ancaman bahayanya ke depan.

"GAK dan perkembangannya belum perlu naik Siaga karena perlu mengevaluasi data secara menyeluruh untuk mengestimasikan potensi ancaman bahayanya ke depan," kata Budi saat Konferensi Pers Badan Geologi, Kementerian ESDM, terkait Kondisi Terkini Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Rabu (9/2/2022).

Sementara itu, terkait Gempa Banten apakah berkaitan dengan Anak Krakatau, tim akan melakukan analisis data untuk menjawab hal tersebut. Namun dari data pemantauan menunjukkan bahwa kondisi overpressure di GAK sudah terjadi sebelum gempa Banten.

Gempa bumi global dengan kekuatan besar yang memicu erupsi gunungapi kejadian hanya sekitar 0,4 %, dengan catatan gunungapi yang mengalami erupsi berada pada kondisi over pressure sebelumnya (Manga & Brodsky, 2006).

(Rhm/Zya)