Serang, Lenteranews - Masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Aksi Rakyat (Koar) Banten menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pusat Bank Banten, yang berlokasi di Jalan Veteran No 4 Kota Serang.
Aksi ini terkait tuntutan terhadap Gubernur Banten untuk segera mengganti posisi Direktur Utama (Dirut) Bank Banten, karena dinilai tidak berkompeten dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi.
Selain itu, dalam aksi ini, masyarakat juga mempersoalkan terkait kredit macet senilai Rp.247 Miliar Rupiah yang hingga saat ini belum juga kunjung selesai.
"Kami menanyakan soal semua uang baik kredit macet, kredit fiktif, sampai pembobolan brangkas oleh karyawan Bank Banten. Apakah uangnya sudah dikembalikan ke negara atau belum. Jika sudah, berapa, dan kalau belum, kenapa. Transparansi atas kredit macet sebesar Rp247 miliar hingga hari ini belum ada kejelasan, tapi bank Banten merasa sehat dengan meminta tambahan penyertaan modal tahun ini kepada Pemprov Banten sebesar Rp1.7 T," kata Koordinator Aksi, Rahmat Gunawan, kepada awak media, Rabu (17/9/2025).
Gunawan mengatakan, Bank Banten terkesan tertutup terkait surat perjanjian Kerjasama Usaha Bank (KUB) antara Bank Banten dengan Bank Jatim. Menurutnya, Kerjasama Usaha Bank (KUB) dianggap pepesen kosong karena modal inti Bank Banten masih kekurangan sebesar Rp 1,3 triliun hingga Juni 2025. hal ini tentu memaksa Pemprov Banten menyuntikan modal yang bersumber dari APBD dan aset milik Pemprov.
"Penyertaan modal ke Bank Banten dalam bentuk inbreng dalam bentuk aset yang disetarakan dengan uang. Nilai aset di beberapa lokasi yang diserahkan sebagai penyertaan modal itu mencapai Rp139 miliar, sudah melalui appraisal, sudah dihitung. Lalu, sekarang ini yang menjadi pemegang saham pengendali itu Pemprov Banten atau Bank Jatim, ini belum diketahui publik," tegasnya.
Untuk itu, kata Gunawan, Pihaknya meminta kepada Gubernur Banten Andra Soni, agar kembali meninjau kesehatan Bank Banten secara aktual dan objektif, "Hingga hari ini kami belum mendapatkan bukti kongkret dari Direktur serta Direksi Bank Banten atas pertanyaan dan tuntutan kami. Maka kami berencana akan lakukan Aksi Jilid III dengan jumlah masa aksi lebih banyak," tandasnya.
"Kami minta Gubernur Banten Andra Soni mencopot jabatan Komisaris dan Dirut Bank Banten, sebab dianggap tidak becus dalam bekerja, Anti kritik karena bukan menemui kami, malah kabur lewat pintu belakang dan membuat counter opini pada media," imbuhnya.
Terpantau hingga aksi usai, pelayanan Bank Banten Lumpuh. bahkan, dengan adanya aksi massa tersebut, salah seorang nasabah mengaku akan memisahkan dana miliknya ke Bank lain yang dinyatakan sehat dan tidak bermasalah.
"Gak bisa masuk ya mas, besok saya tarik semua uang saya di Bank Banten kalo begini terus." Ujar seorang nasabah wanita di lokasi aksi.