SERANG – Wahidin Halim Gubernur Banten Optimis dengan potensi yang dimiliki oleh PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten. Dirinya menilai bahwa Bank Banten mampu untuk bersaing.
“Bank Banten harus berani berkompetisi. Pasti bisa, kita punya potensi yang luar biasa. Bank Banten bisa mengelola dana hingga Rp15 triliun,” kata Gubernur Banten, Wahidin Halim, saat membuka Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Banten Tbk di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Kamis (20/5/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Wahidin Halim Gubernur juga mengingatkan kepada jajaran direksi dan komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten atau Bank Banten untuk tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengembangan bisnis.
“Dalam pengembangannya, manajemen harus menjaga prinsip kehati-hatian. Tidak ekspansif spekulatif,” Tegasnya.
Wahidin Halim juga menjelaskan, dalam perjalanan Bank Banten hingga dinyatakan sehat, banyak melibatkan seluruh para pemangku kepentingan nasional dan regional.
“Ini memang membutuhkan waktu perjuangan yang panjang sejak tahun 2018. Setelah dinyatakan sehat, saya sangat bersyukur. Sekarang modalnya ya semangat untuk bangkit,” jelasnya.
Diakui Gubernur, dalam proses penyehatan Bank Banten, Gubernur banten telah melakukan Konsultasi ke sejumlah Pihak Kepada Marinvest, KPK, Kemenko, Pihak Kepolisisan, dan DPRD Banten.
“Saya senang sekali dengan pemegang saham yang masih bersemangat dan mendukung. Alhamdulillah, sekarang Bank Banten dinyatakan sehat. Kita awali Bank Banten dengan manajemen yang jujur dan dipercaya,” Kata Gubernur.
Dalam kesempatan itu, WH juga meyakini Bank Banten sebagai bank kebanggaan masyarakat Banten juga dapat mendapat kepercayaan dari kabupaten/kota.
“Kalau Bank Banten sudah dipercaya, saya yakin Bupati/Walikota akan menaruh kas daerah (RKUD) di Bank Banten. Saham Bank Banten di pasar juga sudah cukup bagus,” Jelasnya.
Sementara, Dirut Bank Banten, Agus Syabarrudin dalam laporannya mengatakan, Bank Banten saat ini sedang melakukan proses transformasi. Salah satunya dengan mempersiapkan Bank Banten untuk bersaing melalui penguatan modal insani, penguatan sistem informasi, penguatan permodalan dan likuiditas, serta mempersiapkan teknologi informasi dan refocusing usaha.
“Secara prinsip, Bank Banten siap untuk penerimaan RKUD Provinsi Banten dan pengelolaannya,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, etelah status Bank Dalam Pengawasan Khusus (BDPK) dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Banten terus berbenah dengan merubah budaya perusahaan. Tujuannya, agar Bank Banten semakin dipercaya oleh masyarakat atau nasabah sebagai tempat menyimpan uangnya.
Bank Banten mencanangkan budaya kerja baru yaitu TRUST yang merupakan singkatan dari Think Different, Reliable, Universe, Sustainable, dan Track.
Bank Banten terus melakukan penguatan dan penyempurnaan untuk menjadi ‘Bank Jawara’, bukan hanya dalam bentuk produk dan layanan namun juga penguatan sumber daya manusia untuk meraih kinerja yang optimal.
“Melalui perubahan budaya perusahaan ini, saya berharap kita bersama-sama bisa menjadikan Bank Banten sebagai ‘Bank Jawara’ yang menjadi pendorong laju perekonomian di Provinsi Banten,” pungkas Agus.
*Red