Cara Sulap 1 Ton Sampah Jadi Cuan

Founder bank sampah PPLG, Masrur Alawi saat menunjukan produk dari hasil pengolahan sampah organik menggunakan maggot dan sejumlah produk lainnya.

Serang, Lenteranews - Sekitar 77 ton sampah organik dari tahun 2019 sampai Mei 2025 yang dihasilkan masyarakat di Lingkungan Lopang Gede RT 07 RW 01, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang dan sekitarnya berhasil diuraikan menggunakan maggot. 

Setiap kilogram sampah organik dari masyarakat terutama sampah sisa makanan di tempat hajatan dan lainnya bernilai Rp200-Rp300 rupiah ketika dijual di Bank Sampah Paguyuban Pemuda Literasi Global (PPLG). 

Aksi nyata dalam pengelolaan sampah organik tersebut konsisten dilaksanakan hingga saat ini. Dilansir dari laman kemenkopmk.go.id, Black Soldier Fly (BSF) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik. Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.

Founder Bank Sampah PPLG, Masrur Alawi mengatakan, pihaknya mengelola sampah dari sumber masyarakat serta dikelola di Saung Maggot Sampah Pa'De (Lopang Gede).

Berawal dari gerakan aktivis literasi Taman Baca Masyarakat (TBM) yang berkolaborasi bersama Pondok Pesantren Raudhatul Muta'alimin sekitar tahun 2016. 

Sekitar 3 ton sampah non organik setiap bulannya berhasil dikumpulkan dari masyarakat dan dipilah sehingga menghasilkan nilai ekonomis untuk masyarakat dan konsisten dilakukan. 

"Awalnya keinginan untuk mengedukasi masyarakat bahwa literasi bukan sekedar minat baca tetapi menumbuhkan minat masyarakat terhadap menjaga ligkungan akhirnya kita menggagas beberapa gerakan lingkungan yaitu bank sampah," ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (6/5/2025). 

Dalam perjalanannya, bank sampah PPLG Kota Serang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang turut membantu satu sama lain.

"Jejaring ini yang menguatkan kita dan saling kolaborasi memajukan satu sama lain," terangnya. 

Dalam pelaksanaannya, bank sampah PPLG memiliki program Golden Maggot di mana bank sampah tersebut menyuplai bibit maggot sekitar 2 gram yang pembayarannya berasal dari hasil bank sampah. 

Nantinya hasil panen maggot dari program ini bisa dijual ke bank sampah PPLG dengan harga perkilogramnya Rp8.000 rupiah. 

"Dijual perkilo magot Rp8.000. Suplay maggotnya 2 gram dari bank sampah dengan beli atau dipotong dari hasil panen/tabungan sampah," ujarnya. 

Program Golden Maggot 

Program ini dimulai tahun 2024 yang melibatkan masyarakat sekitar dengan menggunakan maggot untuk mengurai sampah organik. 

Masyarakat yang berpartisipasi sekitar 37 rumah terdiri dari:

1. 10 rumah warga dari bank sampah Cipta Lestari RW 30

2. 20 rumah warga di Lingkungan Lopang Gede 

3. Sekitar 7 rumah di Lingkungan Unyur Makmur

Produk yang dihasilkan yaitu:

  • Maggot fresh yang bisa dijadikan pakan untuk unggas dan lainnya.
  • Pelet maggot
  • Serbuk maggot untuk pakan ikan
  • Telur maggot
  • Budidaya ikan lele 
  • Budidaya ayam petelur jenis Elba
  • Jual telur ayam kampung
  • Pupuk Organik Cair (POC) 
  • Pupuk organik dan lainnya. 

Manfaat bergabung bank sampah yang dirasakan masyarakat sekitar:

  • Memiliki nilai ekonomis dari tabungan bank sampah
  • Membantu menjaga lingkungan 
  • Berpartisipasi dalam mengelola sampah 
  • Menambah pengetahuan dalam pengelolaan sampah
  • Pencairan bank sampah untuk pendidikan anak dan lain-lain. 

Masrur juga membagikan syarat bagi masyarakat yang ingin bermitra dengan bank sampah PPLG yaitu dengan mengisi formulir pendaftaran saja.