SERANG - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini puncak kematian harian akibat COVID-19 varian Omicron tak akan mencapai seribu kasus. Begini penjelasan Menkes Budi.
Menkes Budi awalnya menjelaskan kasus Omicron di RI telah mencapai puncaknya pada pada 12 Februari 2022 dengan 55 ribuan kasus. Menurutnya, puncak kasus kematian terjadi 2 minggu setelah puncak kasus positif.
"Jadi memang untuk kematian yang 111, biasanya memang kematian itu lagging 2 minggu sesudah puncak kasus, dia puncak kematian tercatat. Contohnya waktu Delta, puncak kasusnya itu 15 Juli (2021) itu 56 ribu, puncak kematiannya 27 Juli, 2.069. Jadi, dari puncak kasus 56 ribu per hari, yang meninggal 2.069 per hari," kata Budi dalam konferensi pers virtual di kanal YouTube Setpres, Senin (14/2/2022).
"Jadi sekarang puncaknya Omicron sudah dapat 55 ribu, yang meninggal 111, dibandingkan dengan waktu Delta 2.069 per hari," imbuhnya.
Namun demikian, Menkes Budi tak menampik ada kemungkinan tingkat kasus kematian akibat varian Omicron akan naik. Dia meyakini peningkatannya tidak akan mencapai seribu kasus.
"Ya memang, mungkin akan ada kenaikan. Belajar dari biasanya, kematian itu lagging 2 minggu. Tapi saya rasa tidak akan dari 111, even sampai 500 atau seribu itu nggak mungkin. Apalagi mencapai 2.069 kematian per hari pada saat puncak Delta," terangnya.
Menkes Budi lalu mengulas pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa ada 3 kategori orang yang meninggal akibat Corona. Kategori ketiga, sebut Budi, pemerintah dan masyarakat bisa mengantisipasi.
"Seperti Pak Menko Marinves katakan, tiga kok orang yang meninggal. Satu, orang yang sudah tua. Lah kita mempermuda umur kan nggak bisa. Yang kedua komorbid. Apa komorbid kita bisa hilangkan cepat? Ya nggak bisa. Yang ketiga, belum vaksinasi lengkap, nah itu bisa kita lakukan tuh," ucapnya.
Karena itu, Menkes Budi meminta masyarakat untuk melengkapi vaksinasi. Terutama, sebut dia, para lansia yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid.
"Vaksin cepat-cepat. Semua yang belum divaksin, terutama lansia, yang punya komorbid yang terkendali, cepat divaksin dosis kedua dan booster," katanya.
(Rhm/Jhn)