LenteraNEWS - Empat pebalap MotoGP dituding melakukan kecurangan dengan mengurangi tekanan angin ban motornya. Disebutkan, tekanan ban yang lebih rendah bisa menguntungkan dari segi cengkeraman.
Manager Motorsport Michelin, Piero Taramasso, angkat bicara soal kabar tersebut. Namun, pebalap MotoGP tersebut tidak diberi sanksi. Baru tahun depan jika pebalap MotoGP mencurangi tekanan ban maka akan diberikan penalti.
"Data itu benar, tetapi harus dijelaskan. Michelin memasok ban ke semua peserta MotoGP dan kami menunjukkan tekanan minimum yang harus dihormati, kemudian MSMA, IRTA dan Dorna telah memutuskan untuk bekerja sama tahun ini dengan berbagi data semua pembalap. Hal ini dilakukan untuk memahami cara kerja sistem dan kemudian menerapkan yang lebih kuat tahun depan,dengan sensor terpadu, yang memiliki toleransi yang sama, dan dengan saluran transfer data yang hanya dapat diakses oleh Dorna dan IRTA. Hanya dalam hal itu tindakan dapat diambil," ucap Taramasso dikutip GPOne.
Dia bilang, tidak memungkinkan penalti karena tekanan ban dilakukan tahun ini. Sebab, masing-masing pebalap dan tim menggunakan sensor yang berbeda-beda.
"Berbagai tim menggunakan bahan (sensor) yang berbeda, beberapa dari McLaren, beberapa dari LDL, beberapa dari 2D. Mereka adalah sensor dengan toleransi yang berbeda dan saluran transmisi terbuka, siapa pun dapat memodifikasi data itu. Tidak seperti yang terjadi di Moto2 dan MotoE. Sekarang kami bekerja pada kepercayaan, tim tahu nilai mana yang harus dihormati dan mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa bermain dengan tekanan karena konsekuensinya bisa menjadi bencana (fatal). Tidak ada yang berani balapan dengan tekanan ban lebih rendah dari yang kami tunjukkan," jelas Taramasso.
Dikutip Asphalt and Rubber, mulai musim depan MotoGP akan menerapkan sanksi bagi para pebalap yang melanggar aturan tekanan ban. Hal itu sudah tertulis di peratuan.
"Jadi prosedur ini sudah ada, tapi mulai musim depan, kami akan tetap menerapkan prosedur, tapi kami akan menerapkan penalti untuk tim dan pebalap yang tidak menghormati itu."
"Untuk saat ini tidak ada penalti, hanya ada peringatan, seperti kartu kuning dan kartu merah," ujarnya.
"Semua orang menyadari apa yang terjadi, inilah yang baik. Kami berbagi semua hasil dengan semua tim, semua pembalap, jadi semua orang tahu siapa yang menghormati atau tidak. Jadi sangat terbuka. Kami bekerja dengan kepercayaan dan dengan percaya diri dengan semua orang. Tapi mulai musim depan akan ada hukuman bagi orang yang tidak menghormatinya."
Taramasso menjelaskan secara rinci bagaimana mereka memantau tekanan ban. Data dari sensor ditulis ke datalogger, dan tekanan ban dipantau dan dicatat oleh teknisi Michelin sebelum dan sesudah setiap sesi dan setiap balapan.
Biasanya, data tekanan ban diambil secara nirkabel dari sensor menggunakan device tertentu. Tetapi ketika sensor tidak mengembalikan data, teknisi Michelin akan menggunakan pengukur tekanan manual. Berdasarkan data itu, Michelin dapat menentukan apakah tekanan itu legal sepanjang balapan.
"Untuk saat ini, kami mengukur tekanan di semua jarak balapan, dan untuk saat ini - tetapi kami sedang mendiskusikan apakah akan berubah atau tidak - setidaknya setengah dari balapan harus berada pada tekanan minimum. Ini adalah aturan yang persis sama yang mereka gunakan untuk Moto2. Itu yang kami gunakan juga di MotoE," sebutnya.
"Karena tekanan ban meningkat saat pebalap bekerja dengan ban selama lap pertama balapan, itu normal bagi pebalap untuk memulai balapan di bawah tekanan yang diizinkan. Cara kerja ban, Anda mulai lebih rendah dan setelah empat atau lima lap naik ke target dan kemudian tetap stabil sampai akhir," jelasnya.
"Tekanan belakang cukup stabil, tapi kemudian bagian depan bisa naik turun, tergantung trek, posisi, dll."
(Adr/Jhn)