LenteraNEWS - Bicara mobil listrik murni bertenaga baterai di Indonesia, pemainnya memang belum banyak. Untuk saat ini, di atas kertas dibandingkan pabrikan Hyundai bisa dibilang yang terdepan. Hyundai saat ini memiliki tiga line up mobil listrik murni. Selain Hyundai, ada dua pabrikan lain yang menawarkan mobil listrik di Indonesia yakni Nissan dan DFSK.
Nissan menjajakan mobil listrik berbentuk hatchback yakni Leaf. Sedangkan DFSK memilih jalur yang berbeda dengan meluncurkan mobil listrik di segmen komersial lewat Gelora E.
Sementara Hyundai pertama kali meluncurkan mobil listrik pada tahun 2020. Bukan cuma satu, Hyundai langsung meluncurkan dua mobil listrik sekaligus yakni Kona Electric dan Ioniq Electric. Soal harga pun demikian. Di segmen mobil penumpang, dua mobil listrik yang disajikan Hyundai ditawarkan dengan banderol di bawah Rp 1 miliar.
Merujuk pada halaman Hyundai Indonesia, Kona Electric saat ini dibanderol Rp 742 juta sedangkan Ioniq Electric Rp 682 juta. Tak puas sampai di situ, pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022, Hyundai kembali meluncurkan mobil listrik anyarnya Ioniq 5.
Mobil ramah lingkungan merupakan hasil produksi pabrik Hyundai di kawasan Delatamas, Cikarang. Ini juga merupakan mobil listrik pertama berlabel 'Made in Indonesia'. Otomatis dengan memiliki line up lebih banyak, penjualan mobil listrik murni juga didominasi Hyundai. Tercatat sepanjang tahun 2021, Hyundai menguasai pangsa pasar mobil listrik di Tanah Air sebesar 87,3%.
Langkah Hyundai memproduksi mobil listrik dalam negeri ini memang belum diikuti oleh pabrikan besar lain yang lebih dulu eksis sekelas Toyota, Honda, hingga Suzuki. Toyota misalnya telah mengoperasikan mobil-mobil listrik mungil di kawasan wisata Bali.
Tapi sayang, mobil itu memang hanya diperuntukkan bagi wisatawan dan tidak diperjualbelikan. Sedangkan untuk produksi, jenama asal Jepang itu sudah menyatakan keinginannya untuk memproduksi mobil elektrifikasi berjenis hybrid.
Baru-baru ini, Toyota juga sempat memajang Innova listrik sebagai bahan studi pada ajang IIMS 2022. Tapi sayangnya belum dapat dipastikan kapan Innova listrik itu bisa mengaspal. Begitu juga dengan Suzuki yang belakangan pamer teknologi hybridnya.
Padahal sejumlah pabrikan Jepang itu juga sudah punya teknologinya. Namun menilai pasar otomotif Indonesia di masa transisi ini lebih cocok dengan kendaraan hybrid. Barulah setelahnya masyarakat akan perlahan-lahan beralih ke mobil listrik murni.
(Jhn/Zya)