DP3AKKB Banten Ajak Warga Cilegon untuk Pengendalian Stunting

Cilegon - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, mengajak masyarakat Kota Cilegon untuk ikut mengendalikan angka kelahiran. Salah satunya melalui program Keluarga Berencana (KB).

Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma'ani Nina mengatakan, peningkatan peran serta dan kerjasama organisasi perlu dilakukan dalam pembangunan keluarga berencana. 

"Melalui ber KB juga dapat mengendalikan kelahiran dan pertambahan penduduk. Disisi lain meningkatkan kesejahteraan dan kesertaan keluarga," kata Nina usai acara sosialisasi peningkatan peran serta dan kerjasama organisasi kemasyarakatan dalam pelayanan dan pembinaan kesertaan ber KB melalui sosialisasi program Bangga kencana, di Kantor HNK, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten Selasa (20/06/2023).

Menurut Nina, dengan ber KB juga dapat menekan angka stunting di Banten. Di mana, data stunting di Kabupaten Pandeglang hingga tahun 2022 lalu mengalami penurunan dari 37,8 persen di tahun 2021 menjadi 29,4 persen di 2022.

"Artinya ada penurunan sebesar 8,4 persen. Sedangkan target pada tahun 2024 harus mencapai maksimal 14 persen," ujarnya.

Stunting, lanjut Nina, dapat dilihat pada balita yang pendek disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang. Terutama terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan.

"1.000 hari pertama kehidupan merupakan golden periode atau periode emas yakni pada masa kehamilan 280 hari, 180 hari dan 140 hari. Pada masa kehamilan ibu hamil juga diharuskan melakukan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal," jelasnya.

Diketahui, berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2021, bahwa pemeriksaan ANC minimal enam kali. Dengan tahapan pada trimester pertama 1 kali, trimester kedua, dua kali dan trimester ketiga tiga kali.

"Setelah lahir diharuskan anak diberikan ASI eksklusif diusia 0-6 bulan. Setelah enam bulan ke atas diberikan makanan pendamping yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan lemak. Khususnya buah dan sayuran hanya untuk pengenalan," tutur Nina.

Nina berharap, sejak dari kandungan jangan sampai terinfeksi dan kurang gizi. Hal itu agar anak akan tumbuh sehat, cerdas, ceria.

"Selain itu, cerdas dalam menstimulasi tumbuh kembang otaknya dan ceria melalui pola asuh yang sesuai. Penerimaan yang baik terhadap anak yang akan membantu terbentuknya self confident dan konsep diri positif serta menghargai anak akan melatih anak lebih terbuka," harapnya.

Untuk itu, Nina mengingatkan, seluruh ibu hamil dan menyusui untuk ber KB. Karena melalui KB pasca persalinan juga bermanfaat dalam menurunkan angka risiko kanker pada ibu.

"Menurunkan risiko kehamilan, menjaga kesehatan mental, serta tidak mengganggu tumbuh kembang anak, sehingga risiko stunting pada anak tidak terjadi. Kami berharap anak-anak menjadi generasi Indonesia Emas tahum 2045," tandasnya. (ADV)