Serang, Lenteranews - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai sektor industri mendapat sorotan tajam dari kalangan akademisi.
Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Hempri Suyatna menyebut, lonjakan PHK sebagai ancaman terhadap potensi bonus demografi Indonesia.
Menurut Hempri, PHK tidak lagi hanya terjadi di sektor padat karya, seperti tekstil dan garmen, tetapi juga merambah industri teknologi dan media.
“Ribuan karyawan di-PHK, dari Panasonic, Microsoft, hingga Shopee dan Tokopedia. Media-media besar juga terkena dampaknya melalui efisiensi tenaga kerja dan pergeseran pola bisnis,” ujar Hempri, Rabu (28/5/2025).
Penyebab PHK dan Dampak Sosialnya
Mengutip survei Asosiasi Pedagang Indonesia, Hempri menjelaskan penyebab PHK antara lain turunnya daya beli, efisiensi anggaran, kenaikan biaya produksi, otomatisasi, dan ketergantungan pasar ekspor.
“Kondisi ini bisa menekan kelas menengah dan memicu naiknya angka kemiskinan akibat daya beli yang melemah,” jelasnya.
Hempri menilai jika tidak segera diatasi, PHK massal bisa berdampak panjang terhadap stabilitas ekonomi dan sosial. Salah satunya, mempersulit generasi produktif mendapatkan pekerjaan layak.
Dukung Penghapusan Batas Usia Kerja