LenteraNEWS - Ekonomi digital Tanah Air diproyeksikan memiliki prospek yang cerah. Laporan dari Google, Bain, dan Temasek (2021) memprediksi ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh mencapai nilai USD 146 miliar pada 2025. Dari nilai tersebut, ecommerce berkontribusi 71%. Pada 2021 lalu, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai sekitar USD 70 miliar dengan pertumbuhan sektoral yang mengagumkan.
Ecommerce tumbuh paling cepat mencapai 52% dibanding sektor-sektor lain, yakni media daring yang mencapai 48%, transportasi dan makanan 36%, dan online travel yang tetap tumbuh 29% di tengah restriksi mobilitas akibat pandemi.
Tren pemulihan ekonomi dan relaksasi mobilitas telah membuat orang kembali "keluar rumah". Perkantoran kembali ramai, begitu juga pusat perbelanjaan. Namun demikian ada kebiasaan baru yang tetap bertahan dari masa ketika orang harus tinggal dan bekerja di rumah selama pandemi, yakni berbelanja secara daring melalui ecommerce karena kemudahan untuk mencari dan membandingkan harga yang lebih nyaman.
Ecommerce juga memudahkan konsumen yang ingin membeli barang yang jauh dari tempat tinggalnya, yang tidak mungkin dilakukan secara langsung. Dengan semakin matang pola belanja daring dan mata rantai pendukungnya, belanja online dan offline akan menjadi kebiasaan yang saling melengkapi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Dalam cakrawala yang lebih luas, pertumbuhan ecommerce membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Talenta Indonesia akan banyak terserap oleh pertumbuhan sektor ini. Tidak hanya sebagai pedagang (merchant) atau "orang IT" yang bekerja di suatu platform, tetapi juga banyak pekerjaan tercipta sepanjang rantai pasok sektor ini.