Kenang Kisah Habibie-Ainun, Cinta Sejati Tak Berakhir dengan Kematian

Kenang Kisah Habibie-Ainun, Cinta Sejati Tak Berakhir dengan Kematian

Serang, Lenteranews - Akun Instagram resmi keluarga almarhum BJ Habibie mengunggah kisah cinta abadi Presiden ketiga Republik Indonesia dan istrinya, Hasri Ainun Habibie.

Unggahan itu, dilengkapi dengan kutipan menyentuh, "Cinta sejati tidak berakhir dengan kematian," menggambarkan kenangan akan puisi "Cinta Ilahi dan Manunggal", yang ditulis dan dibacakan Habibie pada 22 Mei 2015, lima tahun setelah kepergian istrinya tercinta.

Setelah menghadapi penyakit kanker selama bertahun-tahun, Hasri Ainun Habibie meninggal dunia di Jerman pada 22 Mei 2010. Habibie sering terlihat enggan jauh dari pusara istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata setelah kepergiannya, meninggalkan duka yang mendalam.

Habibie mengatakan bahwa Ainun bukan hanya istri, tetapi juga sahabat, rekan ilmiah, dan pendamping dalam perjuangan hidup.

Puisi "Cinta Ilahi dan Manunggal" ditulis sebagai refleksi spiritual Habibie dan cinta yang mendalamnya kepada Ainun. Dalam puisinya, ia menunjukkan bahwa cinta iman manusia akan bersatu kembali di akhirat, tidak terputus oleh maut, seperti yang telah di lansir dalam caption Instagram @wismahabibieainun and @ilham.a.habibie, Minggu (25/5/2025).

Dalam pengungkapan hari ini juga disebutkan bahwa para Cucu Intelektual, yang merupakan sebutan bagi generasi muda yang akan meneruskan semangat Habibie-Ainun, mengenang Ibu Ainun dengan sangat hormat dan cinta. Mereka adalah siswa, mahasiswa, dan profesional muda yang mengidolakan pasangan ini karena kemanusiaan, kepribadian, dan integritas moral yang mereka bawa.

Kisah cinta Habibie dan Ainun telah menjadi simbol nasional, bahkan difilmkan dalam dua seri layar lebar yang sukses besar: “Habibie & Ainun” (2012) dan “Rudy Habibie” (2016). Kisah mereka menyentuh banyak hati karena menunjukkan bahwa cinta sejati tak melulu soal romansa, tapi juga tentang persahabatan, perjuangan bersama, dan pengabdian.

Kini, meski keduanya telah berpulang, semangat dan cinta mereka terus hidup melalui karya, pendidikan, dan ingatan kolektif bangsa. Seperti kata Habibie: “Cinta sejati tidak berakhir dengan kematian.”