Lebih lanjut Menhub mengatakan, membangun infrastruktur dan layanan transportasi bukan suatu pekerjaan yang mudah, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan dan di tengah kondisi ekonomi global yang kurang baik.
Di tengah keterbatasan APBN, Menhub mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi baik itu : BUMN, sektor swasta, asosiasi, akademisi, dan pihak terkait lainnya, untuk terus berkolaborasi mengembangkan konektivitas hingga ke pelosok. Serta, memastikan infrastruktur yang telah dibangun memberikan nilai manfaat ekonomi, sosial, dan budaya.
“Kita harus mengedepankan dampak dari pembangunan transportasi. Bukan hanya selesai pada output, tetapi juga kepada outcomenya. Tidak hanya done (selesai dibangun), tetapi juga delivered (dirasakan manfaatnya),” tutur Menhub.
Untuk pulih lebih cepat, lanjut Menhub, dibutuhkan inovasi, kreativitas, dan peningkatan kualitas SDM yang andal, tangguh dan memiliki budaya melayani. Khususnya dalam mencari sumber pendanaan baru di tengah keterbatasan APBN, melalui: pendanaan creative financing dengan skema KPBU, termasuk penguatan peran BUMN, Badan Layanan Umum(BLU), lembaga pengelola investasi, special mission vehicle (SMV), dan juga sumber-sumber dana luar negeri yang dimungkinkan.