"Tidak semua hal dapat diatur secara langsung oleh negara, karena berbagai wilayah di Indonesia mempunyai karakteristik atau kebiasaan yang berbeda," tutur Nawa.
Ia juga berharap Menag segera mengklarifikasi dan minta maaf terhadap publik atas polemik yang terjadi terhadap umat beragama. Jadi, jangan sampai polemik ini terus berkepanjangan.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan surat edaran terkait aturan penggunaan toa di masjid dan musala, lalu membandingkannya dengan gonggongan anjing.
"Saya berdoa, semoga Gus Menteri segera mengklarifikasi dan meminta maaf kepada publik," kata Nawa.