Khusus untuk wilayah Cilegon, BMKG memberikan perhatian sangat besar sehubungan dengan banyaknya perusahaan maupun pabrik industri yang berlokasi di kota tersebut. Menurut Dwikorita, hal tersebut sangat diwaspadai bila terjadi bencana alam.
"Di Banten ada Kota Cilegon, kota industri chemicalia (kimia). Kalau kota itu terkena dampaknya (bencana alam) bisa seperti di Jepang menjadi bencana chemicalia, tidak hanya gempa bumi tapi dampak itu," tutur Dwikorita.
Ia mengatakan, BMKG sudah dua tahun belakangan ini meningkatkan mitigasi bencana alam guna mengantisipasi dampak bencana di Banten, khususnya di Kota Cilegon. Selain itu, BMKG juga melakukan upaya serupa di sepanjang pesisir pantai di Banten dan Lampung yang rawan bencana alam.
Di semua wilayah yang rawan itu, ungkap Dwikorita, telah terpasang antara lain ada satu radar untuk mendeteksi tsunami. Kemudian ada puluhan alat untuk mendeteksi muka air laut termasuk juga beberapa seismometer. “Sekitar 6-10 seismograf yang terpasang di sekitar pantai itu," terangnya.