"Biasanya setelah Magrib korban menelpon ceweknya. Biasanya juga, setelah Subuh, Jamaludin membangunkan ceweknya. Tapi, pengakuan ceweknya, pada hari kejadian si cewek nggak dibangunkan. Coba ditelepon tapi tidak aktif, dapat kabar ya malah itu," jelasnya.
Kata Hidayat, korban bekerja di PT Palapa Timur Telematika (PTT) diajak oleh kakak iparnya setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 5 Citeras. Korban pun sempat mengenyam pendidikan di pondok pesantren tapi tidak lama. Ketika mendapat tawaran bekerja dari kakak iparnya, korban menerima.
Korban menerima tawaran tersebut untuk membantu perekonomian keluarga. Ayah korban, Asmar, diketahui sudah lama meninggal.
"Di Papua pulang-pergi, ya sering pergi tugas ke Papua. Sebelumnya sudah pernah ke Papua tapi dapat pengawalan. Sudah tahunan (korban bekerja), yang kerja awalnya itu kakak iparnya, ya ikut kakak ipar. Kurang paham bagiannya, cuma kalau Jamal berangkat ke sana itu karena ada perbaikan jaringan, kadang-kadang (Jamal) juga suka ikut bangun tower bagian jaringannya tapi," jelasnya.