LEBAK - Jamaludin (21), warga Kabupaten Lebak, Banten, menjadi korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Korban diketahui hendak melamar kekasihnya.
Sepupu korban, Nurhidayat, bercerita korban sudah berencana melamar kekasihnya setelah pulang bekerja di Papua. Namun, rencana itu pupus di tangan KKB.
"Informasi terakhir (Selasa 2 Februari) habis magrib masih komunikasi dengan calon istrinya, calonnya itu orang Petir (Kabupaten Serang). Rencananya Minggu ini mau lamaran. Jadi pulang dari sana itu rencananya mau lamaran. Malah yang pulang nama," katanya kepada awak media, Senin (7/3/2022).
Informasi mengenai Jamaludin menjadi korban tewas bermula diketahui dari sang kekasih yang tidak mendapat kabar. Padahal, korban terbiasa memberi kabar setiap Magrib dan di waktu Subuh.
"Biasanya setelah Magrib korban menelpon ceweknya. Biasanya juga, setelah Subuh, Jamaludin membangunkan ceweknya. Tapi, pengakuan ceweknya, pada hari kejadian si cewek nggak dibangunkan. Coba ditelepon tapi tidak aktif, dapat kabar ya malah itu," jelasnya.
Kata Hidayat, korban bekerja di PT Palapa Timur Telematika (PTT) diajak oleh kakak iparnya setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 5 Citeras. Korban pun sempat mengenyam pendidikan di pondok pesantren tapi tidak lama. Ketika mendapat tawaran bekerja dari kakak iparnya, korban menerima.
Korban menerima tawaran tersebut untuk membantu perekonomian keluarga. Ayah korban, Asmar, diketahui sudah lama meninggal.
"Di Papua pulang-pergi, ya sering pergi tugas ke Papua. Sebelumnya sudah pernah ke Papua tapi dapat pengawalan. Sudah tahunan (korban bekerja), yang kerja awalnya itu kakak iparnya, ya ikut kakak ipar. Kurang paham bagiannya, cuma kalau Jamal berangkat ke sana itu karena ada perbaikan jaringan, kadang-kadang (Jamal) juga suka ikut bangun tower bagian jaringannya tapi," jelasnya.
Lebih lanjut, Hidayat mengatakan, korban merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Dalam kesehariannya, korban dikenal sebagai sosok yang pendiam. Korban tak akan berbicara jika tidak ditanya oleh lawan bicaranya.
"Kesehariannya pendiam, kalo nggak diajak ngomong nggak bakal ngomong," pungkasnya.
Hingga saat ini, kabar kepulangan jenazah korban belum diterima pihak keluarga. Pihak keluarga pun tengah menanti jenazah dengan berkumpul di rumah duka.
Sebelumnya diberitakan, Jamaludin merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Korban bekerja di Papua menggantikan saudaranya yang tengah terkena COVID-19.
Korban ditugasi memperbaiki tower base transceiver station (BTS) Telkomsel untuk PT Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Papua. Pada Rabu (2/3) pukul 03.00 WITA, terjadi penyerangan oleh KKB di Tower B3, Kampung Janggeran, Distrik Boega Barat, Kabupaten Puncak.
(Den)