Menurut Azis, proses pembongkaran awalnya direncanakan menggunakan alat berat untuk meratakan warung remang-remang tersebut. Namun, rencana itu dibatalkan demi menghindari situasi pembongkaran menjadi kacau.
"Alat berat tidak dihadang, kita melaksanakan negosiasi warga ada pihak dari luar. Akhirnya, pihak luar itu yang membuat panas, alhamdulillah bisa diredam. Masyarakat sudah paham dan secara mandiri membongkar, jadi alat berat nggak dipakai jadi persuasiflah," pungkasnya.
(Den)