XL Axiata Berhasil Raup Pendapatan Rp.6,75 Triliun

LenteraNEWS - Strategi XL Axiata menghindari persaingan tarif layanan berbuah manis. Pada kuartal pertama 2022, operator seluler ini mampu meraup pendapatan Rp 6,75 triliun yang tumbuh 8% dari tahun ke tahun (YoY).

Laba bersih pada tiga bulan tahun ini mengantongi laba bersih Rp 139 miliar dengan EBITDA tumbuh 2% YoY menjadi Rp 3,17 triliun yang marjin mencapai 47%.

Kontribusi pendapatan data mencapai 96% terhadap total pendapatan layanan, di mana pendapatan data tumbuh 10% YoY. Hal ini seiring dengan melonjaknya penetrasi smartphone dari para pelanggan XL Axiata yang di angka 93%.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan peningkatan pengelaman pelanggan kini menjadi salah satu fokus utamanya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

"Strategi ini kami pandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespon persaingan tarif layanan," ujar Dian dalam siaran persnya.

"Hasilnya kini bisa dirasakan, di mana di kuartal pertama setiap tahun yang selalu berat, pendapatan XL Axiata tetap terus tumbuh secara YoY, dengan kontribusi pendapatan layanan data kini mencapai 96%. Artinya, secara rata-rata pelanggan semakin mendapatkan kenyamanan atas layanan yang kami berikan," tuturnya.

Hingga akhir Maret 2022, total jumlah BTS 2G dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133 ribu unit dari sebelumnya 94 ribu di akhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83 ribu. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten.

Selaras dengan program pemerintah untuk mematikan layanan 3G, maka XL Axiata juga berhasil melakukan penutupan BTS 3G lebih cepat dibandingkan operator lainnya, di mana di akhir Maret 2021 jumlah BTS 3G sebanyak 52 ribu hanya tersisa sebanyak 4.566 BTS di Maret 2022 ini dan diharapkan bisa dituntaskan semuanya di kuartal kedua 2022.

Dimatikan layanan 3G juga searah dengan tumbuhnya penggunaan layanan data. Pada Q1 2022, trafik meningkat pesat hingga naik 34% YoY dari 1.391 Petabyte menjadi 1.857 Petabyte.

Perseroan juga berhasil meningkatkan ARPU blended menjadi Rp 36 ribu dari Rp 35 ribu di periode yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah pelanggan meningkat menjadi sebanyak 57 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 3% YoY menjadi 93%
Peluang Bisnis 2022

XL Axiata melihat ada sejumlah peluang positif di industri telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat meningkatkan performa ke depan.

Peluang-peluang tersebut yakni pertama, pemulihan ekonomi diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan diprediksi akan meredanya COVID-19 pada tahun 2022, yang berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi. Kedua, cara kerja digital, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan permintaan jangka panjang struktural untuk data.

Selanjutnya, adalah potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida. Kemudian juga terkait keberadaan Omnibus Law, di mana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk 5G serta manfaat lainnya.

"Kami melihat peluang pengembangan Layanan Konvergensi yang sangat luas di masa mendatang. Di satu sisi, layanan ini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyak kemudahan dan manfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan," kata Dian.

"Di sisi lain, secara bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkat churn serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan akuisisi Linknet, hal ini akan sangat mendukung pengembangan bisnis konvergensi ke depannya," pungkas Bos XL Axiata ini.

(Saj/Adr)