Kemenhub Tingkatkan Standar Keselamatan Dengan Mendukung Praktik Berkelanjutan

Kementerian Perhubungan menerima Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez, di Jakarta.

Serang, Lenteranews - Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor maritim dengan meningkatkan standar keselamatan, mendukung praktik berkelanjutan, berinvestasi dalam keterampilan dan pelatihan SDM maritim, serta mendukung kesetaraan gender di sektor maritim, Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (Hubla), Muhammad Masyhud saat mendampingi Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam pertemuan Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO), Arsenio Dominguez, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Perhubungan menyampaikan apresiasinya atas dukungan IMO terhadap penyelenggaraan Indonesia Maritime Week, dan menekankan bahwa sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2025, Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan administrasi maritimnya sekaligus secara aktif berkontribusi pada tujuan strategis IMO.

Dalam meningkatkan standar keselamatan dengan mendukung praktik berkelanjutan, berinvestasi dalam keterampilan, hal ini dinilai sejalan erat dengan visi pembangunan nasional Presiden Prabowo, Asta Cita, yang menempatkan penekanan kuat pada peningkatan ketahanan maritim sebagai prioritas nasional.

Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih di sektor maritim pada tahun 2060 atau lebih awal, sejalan dengan strategi Gas Rumah Kaca (GRK) IMO yang Direvisi dan Strategi Iklim Nasional Indonesia.

“Tujuan ini dapat dicapai antara lain dengan cara modernisasi kapal, penggunaan bahan bakar alternative, pengimplementasian Pasokan Listrik Darat (OPS) di Pelabuhan, serta menerapkan strategi untuk mengurangi emisi GRK,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud.

Lebih lanjut, Masyhud mengungkapkan, sejak tahun 2014, Indonesia juga telah menerapkan Program Biodiesel Mandatori, yang baru-baru ini menaikkan tingkat pencampuran menjadi 35% (B35).

“Selain itu, kami juga menambah kapasitas Pembangkit Listrik Terbarukan kami, yang mencapai pertumbuhan rata-rata 5% per tahun, meskipun menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan,” tambahnya.

Indonesia juga mendapatkan kehormatan untuk menjadi salah satu dari Sembilan Negara Mitra dalam program IMO GreenVoyage2050, yang mendukung negara-negara berkembang dalam memangkas emisi GRK dari sektor maritim.

“Kami berharap dapat memperdalam kolaborasi dengan IMO dalam berbagai inisiatif terkait dekarbonisasi. Kami menyambut baik bantuan yang diberikan, baik bantuan teknis, sharing pengetahuan serta capacity building untuk mempercepat peralihan menuju pelayaran rendah emisi dan nol karbon,” tukas Masyhud.

Kunjungan Sekjen IMO ini tidak hanya mencerminkan pengakuan atas peran strategis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tetapi juga menjadi bagian krusial dari upaya diplomasi Indonesia dalam mempersiapkan pencalonannya kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode 2026–2027.

“Kunjungan ini adalah momentum penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya peserta, tetapi aktor kunci dalam membentuk masa depan maritim dunia,” kata Dirjen Hubla.