SERANG - Pandemi COVID-19 yang belum menemui titik akhir ini tentu membuat banyak orang mengalami kecemasan dan stres. Dokter pengobatan tidur dan profesor kedokteran klinis, Ilene Rosen, mengatakan bahwa rasa cemas dan stres selama pandemi bisa menyebabkan coronasomnia.
"Coronasomnia adalah istilah yang digunakan untuk masalah tidur yang berhubungan dengan pandemi. Ini adalah dampak dari ketidakpastian dan rentetan informasi yang kita peroleh," ujar Rosen.
Tidur yang cukup bukan hanya tentang memenuhi kuantitas tidur yang dianjurkan, yakni 7-8 jam untuk orang dewasa dan lansia. Perlu diketahui, yang tak kalah penting daripada kuantitas tidur adalah kualitas tidur.
Tidur yang berkualitas adalah dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang dari itu. Tidur yang berkualitas juga termasuk tidur dengan tanpa terbangun di tengah malam atau hanya terbangun satu kali dan dapat kembali melanjutkan tidur dalam waktu 20 menit setelah terbangun.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi pandemi yang serba tak menentu seperti sekarang, menjaga kualitas tidur menjadi salah satu hal yang penting. Pasalnya, kualitas tidur berpengaruh pada kesehatan tubuh, baik secara fisik maupun mental.
Kualitas tidur yang baik dapat menangkal banyak masalah jangka pendek seperti kelelahan. Tak hanya itu, kualitas tidur dapat mencegah masalah kesehatan seperti berikut ini.
Meningkatkan Konsentrasi
Orang yang mendapatkan tidur berkualitas memiliki konsentrasi yang baik ketimbang mereka yang kurang tidur. Konsentrasi yang meningkat tentunya bisa menjaga produktivitas ketika mengerjakan sesuatu. Hal ini juga membantu menjaga ingatan atau memori seseorang sehingga tidak gampang lupa.
Mengurangi Risiko Kesehatan Mental
Diketahui, sebanyak 90 persen orang dengan depresi melaporkan kualitas tidur yang rendah. Risiko depresi bisa didapatkan ketika seseorang tak memiliki kualitas tidur yang baik. Untuk itu, tidur yang cukup mengurangi risiko untuk depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Mengurangi Peradangan
Kurang tidur dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Hal ini juga menyebabkan kemungkinan kerusakan sel atau jaringan.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut sitokin selama tertidur. Beberapa di antaranya bisa membantu mendorong tidur.
Sitokin tertentu perlu ditingkatkan ketika mengalami infeksi atau peradangan. Sitokin juga perlu ditingkatkan ketika sedang stres.
Adapun kurang tidur menyebabkan produksi sitokin pelindung kian menurun. Selain itu, antibodi dan sel yang melawan infeksi berkurang selama periode saat Anda tidak cukup tidur. Jadi, tubuh membutuhkan tidur untuk melawan penyakit menular.
Kualitas tidur seseorang tentunya bisa didapatkan dengan beberapa cara, seperti mengatur rutinitas tidur, mengurangi konsumsi kafein, hingga mengurangi penggunaan ponsel menjelang tidur. Di samping dengan cara-cara itu, kualitas tidur dapat juga ditingkatkan dengan mengonsumsi herbal, seperti passion flower, valerian, biji pala, dan jahe.
Dilansir dari WebMD, passion flower membantu meringankan insomnia, mengurangi stres, dan meredakan kecemasan. Ini dikarenakan bunga tersebut memiliki kandungan yang dapat meningkatkan kadar asam gamma aminobutyric (GABA) pada otak.
Senyawa itulah yang berfungsi menurunkan aktivitas otak sehingga tubuh bisa lebih rileks dan kualitas tidur membaik.
Begitu juga dengan akar valerian. Jurnal National Institute of Health tentang studi yang dilakukan oleh Health Center Foellinge di Swedia pada 1989 menyebut bahwa akar valerian terbukti baik digunakan untuk membantu kesulitan tidur serta mengurangi kecemasan. Akar valerian memiliki senyawa yang membuat seseorang cepat mengantuk dan tidur lebih nyenyak.
Sementara itu, biji pala dapat membantu mengatasi insomnia hingga mengobati mual dan masuk angin. Biji pala juga mengobati masalah pencernaan yang membuat tidak nyaman di malam hari, seperti kembung dan gas. Adapun jahe juga dapat memberikan rasa hangat pada tubuh dan meredakan masuk angin.
*Red