Paska Lebaran, Harga Ayam Potong di Lampung Tembus Rp 65.000 Per Ekor

LAMPUNG - Paska Hari Raya Lebaran, harga ayam potong di Lampung kembali mengalami kenaikan harga yang sangat singnifikan.

Dari Pantauan di pasar tradisional Karang Anyar, Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, harga ayam potong kembali mengalami kenaikan harga sejak beberapa hari terakhir.

Di pasar tradisional yang hanya ramai pada hari Minggu ini harga ayam potong untuk ukuran besar Rp 65.000 per ekor, ukuran sedang Rp 50.000 per ekor dan untuk ukuran kecil Rp 40.000 per ekor.

Sebelum Lebaran, harga ayam potong ukuran besar Rp 60.000 per ekor, ukuran sedang 50.000 per ekor, ukuran kecil Rp 40.000 per ekor.

Harga ayam potong tersebut untuk jenis ayam boiler, sedangkan untuk harga ayam kampung ukuran besar para pedang menjualnya dengan harga Rp 75.000 per ekor.

Arif (40) salah seorang pedagang ayam potong di pasar Karang Anyar mengatakan, harga ayam potong kembali mengalami kenaikan sejak dua hari setelah lebaran.

"Sebelum lebaran harganya sudah melonjak terlalu jauh, dua hari kemarin naik lagi." ujar Arif, Minggu (8/5/2022).

Arif mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui penyebab harga ayam potong kembali naik, namun Arif menduga harga ayam potong kembali naik disebabkan pasokan dari agen kurang dan permintaan pembeli yang meningkat.

Harga ayam potong yang kembali naik sangat signifikan tersebut berdampak pada omzet penjualan para pedagang.

Menurut Arif, harga ayam yang kembali naik menyebabkan omzet penjualanya ayam potongnya berkurang, Pada harga normal, biasanya dirinya dapat menjual 100 ekor ayam potong, namun sekarang dirinya hanya mampu menjual sekitar 80 ekor ayam potong.

"Berpengaruh pada omzet penjualan, karena ayam potong saya yang laku terjual berkurang jauh." ujar Arif.

Hal serupa diungkapkan oleh Warni (50) pedagang ayam potong lainnya di pasar Karang Anyar. Warni mengatakan jika penjualan ayam potongnya menyusut setelah lebaran karena harga ayam potong kembali naik.

Menyusutnya penjualan ayam potongnya tersebut menurut Warni karena langganannya mengurangi komsumsi daging ayam karena harganya mahal.


"Masih mahal, jadi langgannanya saya jarang beli, semoga cepat normal lagi." ujar Warni.